jpnn.com, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono angkat bicara ihwal tuduhan keterlibatan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dalam dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) corona Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.
Arief menilai tuduhan pada Gibran merekomendasikan goodie bag atau tas bansos di PT Sritex (Sri Rejeki Isman Tbk), bisa diduga dari hasil pengakuan para pelaku korupsi bansos, termasuk Juliari, saat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
BACA JUGA: Bos Toyota Sebut Mobil Listrik Malapetaka, Kalah Bersaing?
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu menilai hal itu bertujuan supaya Presiden Jokowi melakukan intervensi kepada KPK dalam pengusutan dugaan korupsi bansos.
“Sehingga KPK tidak terlalu aneh dan berlebih-lebihan kepada para pelaku korupsi bansos, seperti pesan Luhut Binsar Panjaitan agar KPK jangan berlebihan dalam kasus Edhy Prabowo,” kata Arief Poyuono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/12).
BACA JUGA: Nama Gibran Dikaitkan dengan Korupsi Bansos, Begini Respons Ferdinand
Namun, Arief meyakini bahwa Jokowi tidak tawar menawar dalam persoalan penindakan korupsi.
Menurut dia, hal itu juga sama seperti Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak ada tawar menawar saat besannya dipenjarakan KPK.
BACA JUGA: Instruksi Tegas Kabareskrim Kepada Seluruh Jajaran Polri, Mohon Disimak
“Yang namanya Jokowi mah no bargain dengan yang namanya korupsi. Sama dengan SBY yang no bargain juga saat besannya ditangkap KPK,” ungkapnya.
Arief mengatakan seandainya benar Gibran merekomendasikan Sritex kepada Mensos Juliari Batubara dan mendapat fee pengadaan goodie bag, itu bukan korupsi.
Namun, kata dia, lebih pada yang namanya jasa broker atau sales. “Sekali pun harga goodie bag di-markup, Gibran juga tidak menyalahi hukum,” tegasnya.
Menurut Arief, hal ini membuktikan pula bahwa belum jadi wali kota saja, Gibran sudah bisa memasarkan industri-industri yang ada di Solo, seperti Sritex agar dapat order pekerjaan.
Sehingga, lanjut dia, dampaknya adalah menghasilkan pemasukan bagi Kota Solo, berupa pajak serta menghindarkan dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) buruh di sana akibat Covid-19.
“Di mana banyak industri tekstil gulung tikar,” ujar Arief.
Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka juga sudah membantah adanya informasi bahwa ia terlibat dalam kasus dugaan korupsi bansos Mensos Juliari Batubara.
Putra Presiden Jokowi itu mengatakan tidak pernah ikut campur atau merekomendasikan pengadaan goodie bag dari PT Sritex yang digunakan sebagai wadah paket bansos yang dibagikan Kemensos.
“Tidak benar itu, saya tidak pernah rekomendasikan atau memerintah atau ikut campur dalam urusan bansos, apalagi rekomendasikan goodie bag, tidak pernah. Itu berita tak benar," kata Gibran melalui siaran pers, Jakarta, Senin (21/12).
“Nanti silakan di-crosscheck KPK, crosscheck ke Sritex, sepertinya Sritex juga sudah keluarkan statement, jadi itu berita tidak benar dan tidak bisa dibuktikan."
"Kalau mau korupsi, kenapa kok baru sekarang, tidak dulu-dulu? Tidak, saya tidak pernah seperti itu," ujar Gibran. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy