Rebutan Air Sawah, Menantu Dibacok

Jumat, 10 Agustus 2012 – 12:11 WIB
RUTENG, -Gabriel Jemadu, warga Kampung Wontong, Desa Bangka Ruang, Kecamatan Rahong Utara nyaris tewas di tangan Yosef Syukur, Senin (6/8). Gabriel dibacok dengan parang pada bagian tengkuk dan muka. Gabriel menderita luka serius dan harus mendapat perawatan intensif.

Disaksikan koran ini di Ruang Dahlia RSUD Ruteng, Gabriel masih tampak lemas karena menderita luka serius pada bagian tengkuk dan muka terkena bacokan parang. Luka yang dialami tampak serius dan beruntung cepat diselamatkan sehingga masih bisa menghirup nafas.

Dalam kondisi sulit berbicara, korban ditemani sang istri. Bagian muka dan tengkuk telah diberi perban selama dalam perawatan di RSUD Ruteng. Luka bacokan cukup panjang dan dalam. Gabriel menuturkan, kasus yang terjadi sebetulnya sangat sepeleh dan masih bisa diselesakan secara baik-baik, namun pelaku yang tidak lain adalah paman istrinya naik pitam dan mengangkat parang.

Namun peristiwa itu merupakan rentetan kejadian sebelumnya yakni persoalan sebidang tanah yang diwariskan mertua kepada istrinya. "Kami dapat tanah sawah dari bapa mantu, namun Yosef (adik kandung mertuanya) sepertinya tidak setuju. Dan masalah pembagian air sawah sebagai puncak," katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, peristiwa pembacokan berawal dari masalah air sawah. Kebetulan sawah milik Yosef adalah hasil pembagian dari mertua dengan luas sekitar seperempat hektar. "Saya sementara aliri air, tiba-tiba dia (Yosef) bacok dari belakang dan kena tengkuk. Saat saya balik dia juga langsung bacok pada muka. Saya kemudian lari ke rumah dan minta pertolongan," katanya.

Beberapa saat kemudian, sejumlah anggota polisi tiba di lokasi dan mengamankan pelaku. Sementara istri korban, Hidaria Seliati menjelaskan lahan sawah yang digarap adalah warisan dari ayah Frans Seleman. Luas lahan sekitar setengah hektar. Selama ini, keluarga pelaku berupaya agar sawah itu dikembalikan ke salah satu adik Frans Seleman. Tetapi, keluarga besar tidak menginginkan hal tersebut karena itu warisan orang tua mereka.

Persoalan ini telah disampaikan ke kepala desa dan kecamatan juga, tetapi penyelesaian tidak ada. Kendati demikian, keluarganya telah memberi seperempat hektar kepada pelaku. Tetapi, dia tetap tidak puas dan mau mengambil seluruhnya.

Dikatakan juga, pelaku sudah berencana buruk untuk membunuh suaminya. Saat berada di sawah untuk mengurus air, pelaku datang dan membacok tengkuk dan bagian muka suaminya. Dalam kondisi terluka dan bersimpah darah, kasusnya dilaporkan ke polisi. "Pelaku sudah berencana membunuh suami saya, bahkan dia mau mengambil sawah warisan ayah saya," katanya.

Sementara pelaku di Polres Manggarai mengatakan, dirinya meminta air sawah kepada korban untuk dialirkan ke sawahnya. Tetapi, korban tidak memberikan sama sekali sehingga terjadi pertengkaran. Hal itu membuat tersinggung, apalagi korban merupakan anak mantu.

"Dia bentak-bentak saya, karena emosi dan tersinggung saya sikat saja dengan parang," katanya. Namun, dia mengaku bersalah dan meminta maaf dan apapun keputusan dari pihak kepolisian, dirinya sudah siap menerima.

Humas Polres Manggarai Simon Jeo mengatakan, kasus penganiayaan tersebut saat ini telah ditangani intensif setelah dilaporkan istri korban pasca kejadian, Senin (6/8). Pelaku sedang dalam pemeriksaan untuk proses hukum selanjutnya. (kr2/ito)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kades Tewas Terseret Kereta Api

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler