Rebutan Massa, Timses Bentrok

Selasa, 03 April 2012 – 09:17 WIB

MEULABOH - Bentrok dua kubu pendukung kandidat kepala daerah yang akan berlaga, kembali terjadi. Kali ini giliran wilayah Kabupaten Aceh Barat, kemarin sekira pukul 14.00 WIB.

Awalnya, timses salah satu partai lokal (parlok)diduga melihat aksi kecurangan oleh lawan politiknya. Karena ketika pendukung kandidat Cabup membawa bendera parpol mereka dan memobilisasi massa.

Selanjutnya melakukan penghadangan kenderaan di Jalan Woyla, tepatnya di Desa Lungtanoh Toh, Kecamatan Woyla Induk. Saat itu, kalangan Satgas langsung bertindak anarkis.  Zainal, salah satu pendukung lawan politik menjadi korban pemukulan dibagian wajah.

“Tapi si Zainal tidak tahu siapa yang menampar, karena dipukul dari arah belakang. Sementara Satgas parlok  itu hanya seorang dikenal, yakni Idrus Rawon. Pelaku memegang kerah baju Zainal,” ucap Kasat Reskrim Polres Aceh Barat AKP Handoyo Yudhy Santoso.

Isi dari pertikaian di Desa Lungtanoh Toh tersebut, urai AKP Handoyo Yudhy, Satgas mengklaim timses lawanya telah berlaku curang.

“Makanya rombongan pendukung dikejar untuk memastikan penggunaan atribut partai itu. Tapi saat diperiksa tidak ada lagi bendera dimaksud,” jelasnya

Pertikaian ini terus berlanjut, karena setiba di lokasi kampanye Lapangan bola kaki, Desa Paya Meugeundrang,  Kecamatan Woyla Timur. Korban pemukulan dan teman-temannya melaporkan perlakukan Satgas tersebut kepada Anggota KPA selaku partner.  Alhasil, emosi beberapa anggota kombatan tersebut memuncak, sampai mengajak massa untuk menuntut balas dengan mencari pelaku.

Dengan mengunakan empat kendaraan, sekira pukul 15.00 WIB, mereka menuju Woyla Induk. Tapi baru di tengah perjalanan tepatnya Desa Tangke, Kecamatan Woyla Timur, depan Kantor Camat kecamatan sudah menemui satu unit mobil Taft bercorak partai lokal. Kenderaan ini parkir di tepi jalan. Tak ayal langsung menjadi sasaran amuk massa. Sementara dalam kendaraan roda empat tersebut ditumpangi enam

Sementara di dalam taft ada dua wanita yakni Kusmawati, Rajani, dan satu orang bayi dipangku (peluk) ibunya.

“Pengakuan dua wanita itu, lima orang pendukung dengan memegang balok dan parang, menghantam kendaraan tersebut. AKibatnya kaca mobil kampanye pecah pada bagian samping dan belakang. Sedangkan tiga orang Satgaslari menjauh dari mobil,” detail Kasat meniru keterangan Kusmawati.

Usai melampiaskan emosinya, pendukung meninggalkan lokasi kejadian.  “Mendengar kabar, kami dari Polres langsung menuju TKP dan menemukan mobil, dalam kondisi kaca hancur berkeping-keping,” lanjutnya.

Kini, kendaraan tersebut telah dibawa ke Polres Aceh Barat guna melakukan proses penyidikan. Sebanyak tujuh orang telah dipanggil ke Mapolres Aceh Barat untuk dimintai keterangan.

“Tujuh orang tersebut adalah lima orang penumpang mobil Satgas. Sedangkan dua lainnya yakni dari pendukung kandidat yaitu zainal dan satu orang saksi. Namun belum mengarah pada penetapan tersangka, karena masih dalam pengembangan,” ucapnya.

Memang, lanjut Kasat Reskrim, pertikaian  ini sangat berpotensi. Karena atribut partai Pendukung dan partai lokal sama-sama berwarna merah. Kapolres Aceh Barat, AKBP Artanto SIK, menghimbau kedua bagian untuk menahan diri agar jangan terpancing melakukan pertikaian lanjutan.

Jika konflik masih terus berlajut, Artanto menilai yang rugi merupakan kandidat dan Timses sendiri, sehingga kepercayaan masyarakat dapat berkurang. “Pasti masyarakat tidak akan mendukung tindakan yang emosional demikian,” katanya. (den)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Enggan Sudutkan PKS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler