Refleksi KLHK 2022, Menteri Siti Nurbaya: Tahun Penuh Keberanian

Jumat, 30 Desember 2022 – 07:32 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya pada acara bertajuk "Catatan Akhir Tahun 2022 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan" di Jakarta, Kamis (29/12/2022). Foto: Dok. Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Tahun 2022 merupakan tahun keberanian bagi Indonesia. Selain itu sebagai tahun refleksi puncak kepemimpinan simbolik internasional Presiden Jokowi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  (KLHK) sebagai salah satu unsur penopangnya.

Keberanian yang luar biasa namun realistik juga terlihat dalam penetapan negative emission Indonesia dari sektor FoLU Tahun 2030.

BACA JUGA: Menteri Hadi Selesaikan Konflik Agraria Berusia Seabad di Pasuruan

Kebijakan ini diputuskan ketika Indonesia harus berada dalam posisi high ambition on climate action.

“Prinsip Bapak Presiden (Jokowi) bahwa less promise, high deliverables, konkret dan nyata. Itulah kita sekarang di 2022. Tonggaknya sudah ditancapkan,” ujar Menteri Siti Nurbaya pada acara bertajuk “Catatan Akhir Tahun 2022 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan” di Jakarta, Kamis (29/12/2022).

BACA JUGA: Peringati Hari Antikorupsi Sedunia, KLHK Gelar Rakorwas, Begini Pesan Menteri Siti Nurbaya

KLHK bersama semua pihak, termasuk para tokoh prominent, juga bekerja keras hingga bisa mencapai tingkat diplomasi sekarang. Diplomasi internasional makin baik, ditandai dengan interaksi bersama negara-negara sahabat yang penting. Demikian pula kerja-kerja multilateral yang makin baik dan kuat.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti juga menyampaikan highlight apa saja yang menjadi catatan penting di tahun 2022.

BACA JUGA: Amir Sindir Kelompok Pembela Peneliti Asing yang Menyerang Menteri Siti Nurbaya

Capaian kinerja KLHK di tahun 2022 di antaranya kebakaran hutan tidak ada yang signifikan muncul secara nasional karena dapat ditangani dengan baik.

“Sejak tahun 2020, kita terus lakukan uji coba, setelah Bapak Presiden meminta dilakukan penyelesaian masalah karhutla secara permanen,” ujar Siti Nurbaya.

“Jadi, pencegahannya dengan cara monitoring hotspot, kemudian operasi/patroli, Teknik Modifikasi Cuaca, penegakan hukum, tata kelola lansekap terutama gambut, dan lively hood. Jadi kesejahteraan masyarakatnya juga penting," katanya.

Kemudian, laju deforestasi semakin menurun. Menteri Siti mengungkapkan bahwa deforestasi menjadi bagian yang paling berat karena harus berinteraksi dengan berbagai pihak termasuk LSM internasional.

Selain itu, pihaknya juga harus menjelaskan sampai dengan metode apa yang dipakai, sehingga itu bisa dikatakan deforestasi.

“Istilahnya terang pada kamu, terang pada saya, begitu kira-kira. Ini juga tidak bisa memungkiri pentingnya diplomasi internasional," ujarnya.

Perspektif penting lainnya yaitu posisi Indonesia dimata internasional, yang pada tahun 2022 merupakan posisi puncak dengan gelaran G20.

“Saya kira kita sudah tahu semua ada agenda G20. Pada gelaran G20 jelas pesannya disampaikan melalui mangrove, yang merupakan ide dasarnya Bapak Presiden dan ini akan kita lanjutkan,” kata Menteri Siti Nurbaya.

Selain itu, pada COP 27 UNFCCC (dalam hal ini dibandingkan dengan COP 21, 2015), Indonesia berada di posisi puncak upayanya dengan instrumen diplomasi iklim yaitu FoLU Netsink 2030.

Dia menyebut sebuah komitmen ambisius sekaligus realistis dalam penurunan emisi gas rumah kaca untuk sektor hutan sampai 2030.

“Itu bukan hal sembarangan, bukan asal-asalan. Internasional mengatakan target di 2050 atau 2060. Kita khusus kehutanan dengan kontribusi kira-kira 59 persen dari emisi GRK, mengambil langkah berani dengan situasi ini untuk dapat menyelesaikan di 2030,” kata Siti Nurbaya.

Menurut Siti Nurbaya, selanjutnya melakukan langkah-langkah yang sistematis dan realistis. Sebab, kita sudah belajar dan mempraktikkannya.

“Sudah juga didasarkan pada teoritik dan empirik dari praktik-praktik yang kita lakukan,” ujar Menteri Siti.

Pengendalian emisi GRK sektor kehutanan berlangsung dan sedang didorong terus pengendalian emisi sektor energi, industri dan sampah limbah dengan berbagai instrumen kebijakan yang ada, lintas sektor dan bersama para pihak.

Menguatnya Kesadaran Masyarakat

Kesadaran untuk lingkungan hidup yang baik, kesadaran kelola sampah dan sensitif terhadap pencemaran semakin kuat di tengah masyarakat.

Kebijakan alokasi dan keberpihakan pada masyarakat luas sudah berjalan dan masih membutuhkan aktualisasi nyata untuk langsung mengena pada aspek kesejahteraan material sebagaimana kebutuhan masyarakat.

Peran penegakan hukum juga cukup menonjol dan telah membangun kesadaran bersama berbagai elemen masyarakat untuk tanggung jawab bersama menjaga alam dan lingkungan Indonesia.

Catatan lain yang sangat penting dan ini dapat menjadi pijakan dasar ke depan yaitu aktualisasi generasi muda pada pembangunan sektor lingkungan hidup dan kehutanan.

Selanjutnya, sirkular ekonomi juga di tahun 2022 muncul dan menguat. Secara keseluruhan, sistem-sistem yang dibangun, dimantapkan di tahun 2022 ini, akan dipertajam dan dilanjutkan.

Sistem lain yang tengah dibangun yaitu tentang ekonomi karbon.

Menteri Siti mengatakan KLHK menyerap aspirasi agar ada keadilan, etik, solidaritas, dan inklusif di dalamnya. Hal ini juga akan bangun sistemnya.

Regulasi awalnya sudah, dan diperkirakan bulan Maret atau April sudah diselesaikan. Dengan demikian, apa yang disebut karbon yang sesungguhnya juga ada hak konstitusional rakyat disitu, bisa dirasakan manfaatnya oleh semua pihak. Jadi saat mereka ikut menanam mangrove misalnya, masyarakat dapat merasakan manfaatnya juga.

“Oleh karena itu, yang seperti ini sistemnya kita ikuti, kita establish, kita mantapkan di awal 2023," kata Menteri Siti.

Pada kegiatan refleksi akhir Tahun 2022 ini, masing-masing Eselon I KLHK memaparkan capaian kinerjanya.

Bertindak sebagai penanggap atau pembahas yaitu Wakil Menteri LHK Alue Dohong, Ketua Dewan Pengarah Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja, Penasihat Senior Menteri LHK  Effransjah, Guru Besar Kebijakan Kehutanan IPB University Hariadi Kartodiharjo.

Selain itu, Ketua Dewan Pertimbangan PROPER Sudharto P Hadi, Founder Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad, Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia Wildayanti, dan Wakil Pemred Detik Network Elvan Dany Sutrisno.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler