jpnn.com, JAKARTA - Dua tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dan Refly Harun berbicara tentang upaya pengalihan isu penolakan UU Cipta Kerja. Refly berpendapat, ada kecenderungan mencari kambing hitam dalam aksi penolakan Omnibus law.
"Seolah-olah KAMI dijadikan kambing hitam ini. Dulu kasus 27 Juli 1996, Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dijadikan kambing hitamnya. Sekarang ini KAMI dan Pak Gatot Nurmantyo yang dianggap dalang kerusuhan yang muncul," kata Refly saat berbincang-bincang dengan Gatot dalam kanal Refly Harun di YouTube.
BACA JUGA: Jenderal Gatot Nurmantyo: Menyuarakan Kebenaran Itu Sulit
Pakar hukum tata negara ini lantas meminta pendapat Gatot soal skenario selalu mencari kambing hitam, apakah itu benar atau tidak.
"Ini kan yang diprotes buruh dan mahasiswa adalah UU Cipta Kerja. Sekarang ada kesan digeser isunya pada kerusuhan dan dalang dari kerusuhan aksi tersebut. Jadi substansinya (UU Cipta Kerja) ditinggalkan yang dikejar-kejar yang itu," beber Refly.
BACA JUGA: Ingatkan Polri, Gatot Nurmantyo Sebut KAMI Punya Jutaan Anggota
Mendapat pertanyaan itu, Gatot mengungkapkan, soal pengalihan isu sudah sering didengar. Namun, dia berharap dan berdoa semoga siapa pun di dalam pemerintahan, termasuk aparat keamanan ada waktu untuk membaca UU Cipta Kerja, pasal demi pasal undang-undang ini.
"Dan, membayangkan bahwa dia punya anak. Nanti anaknya lulus dan bekerja di mana pun juga. Kalau dia bukan owner (pemilik) ya dia akan bekerja, benar -benar mensimulasikan seperti itu. Setelah itu baru ada kesadaran mengapa UU tersebut ditolak," terang mantan Panglima TNI ini.
BACA JUGA: Usai Ditolak Kapolri Idham Azis, Gatot dan Din Syamsuddin Cs Diminta Siap-siap
Terkait masalah pengalihan isu, lanjutnya, harus diingat masyarakat saat ini sudah kritis. Mereka bisa mendapatkan informasi tentang UU Cipta Kerja dengan berbagai cara di media sosial dan lainnya untuk mencari tahu kebenaran.
"Hanya kadang-kadang mereka tidak berani menyampaikan. Jadi apa pun yang dilakukan, pasti kebenaran akan muncul walaupun disembunyikan," ucapnya.
Dia menambahkan, orang-orang yang berkumpul dan menyatukan diri di organisasi KAMI, sejak awal sudah disampaikan bahwa ini organisasi perjuangan. Banyak tantangan, hambatan, dan juga ancaman yang harus dihadapi.
"Saya katakan, siapkan mental, karena kadang-kadang menyuarakan kebenaran itu sulit. Lebih sulit dibandingkan menyuarakan ketidakbenaran," tandasnya. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad