JAKARTA -- Ketua DPD Irman Gusman mengimbau segenap komponen untuk meningkatkan sinergi demi mengatasi berbagai persoalan bangsa. Ia mengingatkan reformasi yang berlangsung selama ini baru sebatas prosedural, karena itu perlu diisi dengan subtansi yang sesuai dengan kepentingan bangsa.
"Kini 13 tahun sudah kita melaksanakan agenda reformasi yang diharapkan tidak hanya terjebak pada reformasi yang prosedural saja. Melainkan pada demokrasi yang substansial untuk mendorong penegakan hukum, mewujudkan keadilan, kesejahteraan, kemakmuran, keteraturan, ketertiban dan ketentraman," kata Irman, Sabtu (11/2), saat peluncuran buku otobiografinya yang berjudul Jiwa yang Merajut Nusantara, dan Ultahnya ke-50, di Jakarta.
Ia mengingatkan, berbagai persoalan bangsa yang saat ini muncul terutama di daerah, harus disikpai dengan meningkatkan kerjasama dan sinergitas. "Dengan kesungguhan dan keseriusan untuk mewujudkan masa depan agar keutuhan tetap terjalin di antara seluruh anak bangsa," ujarnya.
Senator asal Sumatera Barat, itu menambahkan, tak ada apapun yang abadi di dunia kecuali perubahan. Artinya tak perlu ada sikap yang menolak perubahan. "Karena, perbaikan menuju kesempurnaan hanya dapat terjadi melalui perubahan yang dilakukan secara matang," katanya.
Peluncuran otobiografi itu dihadiri oleh Wapres Boediono, Ketua MPR Taufik Kiemas, mantan Wapres Jusuf Kalla, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, dan sejumlah tokoh serta undangan.
Di otobiografinya Irman juga memuat aktivitas DPD untuk menyempurnakan tata cara pengelolaan negara. "Agar, semakin dekat dengan cita-cita kemerdekaan kita bagi tercapainyta masyarakat yang adil dan makmur," ujarnya.
Namun, kata dia, perubahan yang merupakan keniscayaan tersebut tidak boleh mengguncang sendi-sendi dan pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. "Dengan demikian, komitmen tertinggi kita adalah menjaga keutuhan "Negeri Mukjizat" ini bagi kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik untuk seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.
Menurutnya, Negeri Mukjizat adalah julukan untuk Indonesia yang ia dengar dari seorang diplomat senior asal Timur Tengah dalan suatu resepsi diplomatik pada tahun 2000.
Jiwa yang Merajut Nusantara merupakan buku yang merekam jejak langkah Irman Gusman, mulai dari tanah kelahirannya di Sumatera Barat, termasuk juga tentang budaya masyarakat darimana dirinya berasal. Kemudian mengenai riwayat pendidikan, keluarga, aktivitas bisnis dan sosial politik, dan juga tentang partisipasinya dalam dinamika dan perjalanan sejarah demokrasi di Indonesia selama 12 tahun terakhir. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketakutan Atas UU Ormas Tak Berdasar
Redaktur : Tim Redaksi