JAKARTA - Para calon penumpang Batavia Air nampaknya harus bersabar lebih lama. Pasalnya, tim kurator Batavia Air yang ditunjuk Pengadilan Niaga Jakarta Pusat termasuk untuk menyelesaikan pergantian tiket atau refund, hingga kini masih berkutat pada penghitungan besaran tagihan dan aset maskapai yang dipailitkan itu.
Hal tersebut menyebabkan belum adanya kepastian tentang pembayaran uang tiket. "Kami masih menghitung semua aset-aset yang Batavia miliki, agar jelas berapa nominal aset yang dimiliki Batavia dengan jumlah yang harus diganti," ujar salah satu tim kurator Batavia, Turman M Panggabean , kepada JPNN, Selasa (19/2) malam.
Turman menjelaskan, seluruh aset yang dimiliki Batavia Air mencapai Rp 800 miliar. Sementara hasil sidang pada 15 dan 18 Februari lalu, jumlah sisa aset yang nantinya akan digunakan untuk refund tiket belum menunjukkan titik terang.
Setidaknya, kata Turman, saat ini total klaim tiket calon penumpang kurang lebih mencapai Rp 95 miliar. Namun untuk pengembalian tiket, tim kurator akan lebih memprioritaskan pembayaran pajak dan hutang-hutang bank ketimbang mengganti tiket penumpang terlebih dahulu.
Mengenai sejumlah counter tiket Batavia yang tutup, Turman tak menampiknya. "Memang tutup, karena perhitungan kami belum selesai, jadi belum bisa dikembalikan," jelasnya.
Lalu kapan pergantian tiket akan dimulai" "Ya sampai selesai menghitung semuanya, karena masih banyak hutang yang belum terdeteksi. Secepatnya akan kami selesaikan," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada 30 Januari lalu Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan mengabulkan permohonan pailit terhadap Batavia Air yang diajukan International Lease Finance Corporation (ILFC). Gugatan pailit diajukan karena Batavia tak membayar utang senilai USD 4,6 juta yang jatuh tempo pada 13 Desember 2012 lalu.
Utang itu berasal dari dana yang dikeluarkan pihak ILFC untuk membayar sewa pesawat Batavia. Berdasarkan perjanjian yang diteken pada Desember 2009, Batavia Air mestinya bisa mengoperasikan pesawat sewaan hingga Desember 2015. Namun karena diputus pailit, maka segala operaional Batavia dibekukan.(chi/jpnn)
Hal tersebut menyebabkan belum adanya kepastian tentang pembayaran uang tiket. "Kami masih menghitung semua aset-aset yang Batavia miliki, agar jelas berapa nominal aset yang dimiliki Batavia dengan jumlah yang harus diganti," ujar salah satu tim kurator Batavia, Turman M Panggabean , kepada JPNN, Selasa (19/2) malam.
Turman menjelaskan, seluruh aset yang dimiliki Batavia Air mencapai Rp 800 miliar. Sementara hasil sidang pada 15 dan 18 Februari lalu, jumlah sisa aset yang nantinya akan digunakan untuk refund tiket belum menunjukkan titik terang.
Setidaknya, kata Turman, saat ini total klaim tiket calon penumpang kurang lebih mencapai Rp 95 miliar. Namun untuk pengembalian tiket, tim kurator akan lebih memprioritaskan pembayaran pajak dan hutang-hutang bank ketimbang mengganti tiket penumpang terlebih dahulu.
Mengenai sejumlah counter tiket Batavia yang tutup, Turman tak menampiknya. "Memang tutup, karena perhitungan kami belum selesai, jadi belum bisa dikembalikan," jelasnya.
Lalu kapan pergantian tiket akan dimulai" "Ya sampai selesai menghitung semuanya, karena masih banyak hutang yang belum terdeteksi. Secepatnya akan kami selesaikan," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada 30 Januari lalu Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan mengabulkan permohonan pailit terhadap Batavia Air yang diajukan International Lease Finance Corporation (ILFC). Gugatan pailit diajukan karena Batavia tak membayar utang senilai USD 4,6 juta yang jatuh tempo pada 13 Desember 2012 lalu.
Utang itu berasal dari dana yang dikeluarkan pihak ILFC untuk membayar sewa pesawat Batavia. Berdasarkan perjanjian yang diteken pada Desember 2009, Batavia Air mestinya bisa mengoperasikan pesawat sewaan hingga Desember 2015. Namun karena diputus pailit, maka segala operaional Batavia dibekukan.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klan Tanoesoedibjo-Djojohadikusumo Terlibat
Redaktur : Tim Redaksi