JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta aturan produksi mobil murah dan ramah lingkungan segera diterbitkan. Regulasi itu diharapkan tak memuat syarat dan ketentuan terlampau ketat agar program produksi mobil murah dan ramah lingkungan berjalan sesuai rencana.
Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto mengatakan, jika progran ini ingin sukses, pemerintah dan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) harus kerja sama. Pemerintah harus menerbitkan aturan yang jelas tentang program mobil murah.
"Kalau bisa persyaratannya jangan berat-berat. Konsumsi BBM-nya misalnya antara 1:20-1:22 saja. Kalau syaratnya berat, jadi sedikit yang masuk dan hanya satu hingga dua merek saja, padahal kita ingin lima prinsipal terlibat dalam program tersebut," ujar Jongkie di Jakarta, Senin (9/4).
Menurut dia, telah banyak pabrikan mobil yang tertarik memproduksi mobil murah untuk Indonesia namun masih menunggu aturan terkait pemberian insentif yang sampai sekarang belum selesai. "ATPM menunggu insentif yang mampu meningkatkan investasi untuk program mobil murah. Dari tahun lalu, regulasinya masih belum keluar," katanya.
Sementara itu, Gaikindo mencatat penjualan mobil dalam negeri selama triwulan satu mencapai 249.589 unit, naik 10,6 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 225.739 unit.
Menurut Johnny Darmawan, salah satu Ketua Gaikindo, pasar mobil di Indonesia diperkirakan masih akan bergerak pada angka di atas 80 ribu unit per bulan. "Memang masih ada rintangan tahun ini, seperti (harga) BBM dan ketentuan DP (down payment). Namun Gaikindo belum merevisi target," katanya.
Pada Januari penjualan mobil secara nasional mencapai angka sekitar 76 ribuan, kemudian naik menjadi 86 ribuan pada Pebruari dan Maret mencapai angka sekitar 84-85 ribuan. Makanya, Gaikindo maupun dirinya belum melakukan revisi proyeksi permintaan mobil di Indonesia sampai akhir tahun ini yaitu antara 950 ribu sampai 960 ribu unit. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Monopoli Impor Gula PT PPI Dipersoalkan Politisi
Redaktur : Tim Redaksi