Reisa Sebut Persiapan Vaksinasi Covid-19 Berjalan Sesuai Rencana

Senin, 14 Desember 2020 – 23:15 WIB
Reisa Broto Asmoro. Foto: screenshot akun Sekretariat Presiden di YouTube.

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menyukseskan program vaksinasi Covid-19 secara nasional.

Sejauh ini sudah ada belasan ribu tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan untuk menjadi vaksinator.

BACA JUGA: Antar Nasi Bungkus ke Tahanan, Polisi Curiga, Setelah Dicek, Ferry dan Fatan Tak Bisa Mengelak

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan, dari data per 5 Desember 2020 sudah dilakukan pelatihan kepada 12.408 orang yang tersebar pada 21 provinsi.

Sementara workshop penyiapan bagi tenaga vaksinator juga telah dilangsungkan kepada 29.635 orang untuk 34 provinsi.

BACA JUGA: Terungkap, Mayat Pria di Selokan Itu Ternyata Anggota Polisi Berpangkat Aipda

"Artinya semua berjalan sesuai rencana. Dan insyaallah kesiapan-kesiapan itu kita jaga. Dari sisi jumlah, dari sisi proporsional semua provinsi akan tercakup. Untuk modul pelatihannya kita adaptasi dalam bentuk virtual," ungkapnya saat berdialog dengan Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro, Senin (14/12).

Saat ini, kata Oscar, sebagian besar daerah telah siap melaksanakan program vaksinasi Covid-19. Beberapa di antaranya Kota Bogor, di mana sebelumnya simulasi vaksinasi Covid-19 telah dilaksanakan di Puskesmas Tanah Sareal yang ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo. Lalu, Puskesmas Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat.

BACA JUGA: Begini Komentar Ikatan Dokter Indonesia soal Program Vaksinasi Covid-19, Mantap!

Simulasi, kata Oscar, memang harus dilakukan untuk mengetahui jika terdapat persoalan, atau sesuatu yang kurang, dapat langsung diperbaiki saat pelaksanaan vaksinasi massal kelak. "Namanya ini pekerjaan besar, ya," imbuhnya.

Kesiapan lain disebutkannya seperti alat pelindung diri (APD) juga sudah disosialisasikan kepada seluruh pelatihan vaksinator. Dan juga penyediaan rantai dingin atau cold chain, logistik pendukung, termasuk APD level 1.

"Jadi rencana itu sudah berjalan dan diikuti dengan penyiapan-penyiapan pembaayaran. Yang sudah diukur dan direncanakan dengan baik," lanjut Oscar.

Dia juga menambahkan, sembari pemerintah menyiapkan program vaksinasi, yang tak kalah penting juga ialah bagaimana cara mengomunikasikan manfaat vaksin bagi masyarakat. Karena sosialisasi yang tepat akan memberi pemahaman yang baik bagi masyarakat. Informasi yang benar tentang vaksin harus sampai hingga ke daerah-daerah.

Karena itu, aparat dinas kesehatan setempat hingga puskesmas yang akan mengkomunikasikannya ke masyarakat. Penyampaian pesan tidak harus menggunakan bahasa yang rumit dan susah dimengerti.

"Kalau bisa bersifat local wisdom, bahasa-bahasa daerah yang bisa disampaikan ke masyarakat, akan lebih baik," tambahnya.

Untuk sosialisasi vaksin, Kementerian Kesehatan sudah membuat buku panduan yang dapat digunakan bagi apara setempat dalam menyampaikan tentang vaksin dan vaksinasi kepada masyarakat. Karena hal yang diinginkan program vaksinasi dapat dimengerti masyarakat mulai dari tahapan-tahapannya, hingga manfaat kesehatan yang besar dari vaksin.

Sebagai contoh, petugas di lapangan harus bisa mengkombinasikan bahwa untuk memastikan kehalalan vaksin, pemerintah telah melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Semuanya itu betul-betul dipersiapkan secara dini oleh pemerintah. Dan tentunya akan memberikan pemahaman bagi teman-teman di daerah," lanjutnya.

Yang tak kalah penting lagi untuk dikomunikasikan ke masyarakat, ialah efektivitas vaksin. Karena vaksin yang efektif tentunya untuk melindungi individu-individi dan juga masyarakat dari penularan-penularan terhadap penyakit. Termasuk sosialiasi disiplin protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Meski demikian, Oscar mengakui ada tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi nasional kelak. Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki tempat-tempat yang memiliki akses tidak mudah.

Menurut dia, tenaga kesehatan butuh upaya yang besar untuk menjangkau daerah terpencil. Tantangan lain ialah jaringan cold chain atau rantai dingin.

"Karena untuk mendistribusikan vaksin harus menggunakan perlakuan khusus," jelasnya.

BACA JUGA: Pintu Rumah Mbak Ana Terbuka Lebar, Tetangga Curiga, Setelah Dicek, Innalillahi

Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Pemerintah dr Reisa mengajak semua pihak untuk mengapresiasi tenaga kesehatan yang telah berjuang melawan pandemi Covid-19 di garda terdepan. Apresiasi dapat di lakukan dengan menerapkan disiplin 3M. "Saling peduli, saling dukung. Bersama kita bisa atasi pandemi," ajak Reisa. (tan/jpnn)


Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler