jpnn.com, JAKARTA - Bakal capres untuk Pilpres 2024 Ganjar Pranowo membeber gagasannya soal strategi membangun Indonesia ke depan.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) periode 2013-2018 dan 2018-2023 itu memaparkan idenya dalam acara 'Ganjar Menjawab Tantangan Masa Depan Indonesia' yang diadakan Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (17/9)
BACA JUGA: Ganjar Mendadak Berdiri Merespons Pertanyaan Mahasiswa FISIP UI
Di acara yang dihadiri ratusan akademisi itu, Ganjar menguraikan idenya soal tiga fondasi dan tujuh strategi untuk membangun Indonesia. Ketiga fondasi itu ialah melipatgandakan pendapatan dan anggaran negara; digitalisas pemerintahan; dan membasmi korupsi.
Adapun tujuh strateginya ialah membangun SDM produktif; menstabilkan harga bahan pokok, menghapus kemiskinan, memperkuat jaring pengaman sosial; hilirisasi industri; meningkatkan nilai tambah insfrastruktur; dan mengembalikan alam Indonesia.
BACA JUGA: Survei Membuktikan Ganjar-RK Tetap Berjaya Meski Prabowo Gandeng Erick Maupun Gibran
Memang Ganjar menempatkan pembangunan SDM sebagai prioritas. "Penting untuk mempersiapkan talenta. Karena itu, akses pendidikan perlu diberikan seluas-luasnya," ujarnya.
Bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo itu juga menekankan pentingnya keadilan dalam membangun SDM.
BACA JUGA: SMKN Jateng Gagasan Ganjar Dipuji Pak Jokowi, Layak Diadopsi untuk Program Nasional
"Dalam membangun SDM, saya ingin adil antara laki-laki dan perempuan, begitu juga perkotaan dan perdesaan," ujarnya.
Ganjar tidak sekadar berbicara fondasi dan strategi dalam membangun SDM. Ketika masih memimpin Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, Ganjar sudah merintis upaya merealisasikan gagasannya itu.
Ganjar menggulirkan sejumlah terobosan dalam rangka membangun SDM. Apa saja itu?
1. SPP Gratis
Saat menjadi gubernur, Ganjar menggratiskan SPP di seluruh sekolah yang berada di bawah naungan Pemprov Jateng. Terobosan untuk memperluas akses seluruh masyarakat Jateng atas pendidikan itu mulai terlaksana sejak 2020.
Dengan program itu, Ganjar mampu menekan angka putus sekolah secara signifikan. Pada tahun pelajaran 2018/2019, angka anak putus sekolah pada jenjang SMA dan sederajat di Jateng mencapai 2.408 anak.
Setahun kemudian atau pada tahun ajaran 2019/2020, angka itu turun menjadi 1.501 anak. Pada tahun ajaran 2020/2021, angkanya tinggal 172 anak.
2. Mendirikan SMKN Jateng
Sekolah vokasi ini menuai banyak pujian. SMKN Jateng merupakan sekolah kejuruan berasrama (boarding) yang dikhususkan untuk pelajar dari keluarga miskin.
Sejak 2014, Ganjar merintis SMKN Jateng di tiga daerah, yakni Kota Semarang, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Purbalingga.
Tiga SMKN Jateng ini mengadopsi sistem boarding school, sehingga para muridnya tinggal di asrama dan dicukupi segala kebutuhannya. Semuanya gratis.
Hingga kini, SMKN Jateng telah melahirkan 1.837 lulusan. Dari jumlah itu, sebagian besar atau 80 persen langsung terserap dunia kerja.
Sisanya, ada yang membuka usaha sendiri atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan beasiswa dari berbagai pihak. Ada pula yang memperoleh beasiswa kuliah di mancanegara.
SMKN Jateng terbukti mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM, bahkan berkontribusi dalam menekan angka kemiskinan. Visi Ganjar mendirikan SMKN Jateng memang untuk membangun SDM produktif sekaligus mengentaskan warga miskin.
Pada 2013 atau saat Ganjar pertama menjadi gubernur, jumlah penduduk miskin di Jateng mencapai 4,733 juta orang (14,56 persen). Namun, Pemprov Jateng di bawah komando Ganjar berhasil menurunkan angka kemiskinan itu menjadi 10,83 persen pada 2022.
Kesuksesan SMKN Jateng memunculkan ide lanjutan tentang membuat sekolah serupa di daerah lain. Oleh karena itu, Pemprov Jateng membuat 15 SMKN lainnya, tetapi dengan sistem semi-boarding.
Kabar tentang kesuksesan SMKN Jateng pun sampai kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden Ketujuh RI itu terkesan dengan konsep SMK Jateng yang digagas Ganjar, lalu berencana mengadopsi dan menerapkannya ke berbagai provinsi.
3. Mendirikan Sekolah di Wilayah Blank Spot
Provinsi Jateng dengan luas wilayah sekitar 32.800 kilometer persegi masih memilik zona blank spot atau kawasan yang tidak terjangkau layanan komunikasi seluler.
Oleh karena itu, Pemprov Jateng merintis SMAN Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar, SMKN Lumbir di Kabupaten Banyumas, dan SMKN Pangentan di Kabupaten Banjarnegara.
4. Mendirikan Sekolah Virtual
Pemprov Jateng di bawah kepemimpinan Ganjar juga memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk memperkuat sektor pendidikan.
Pada 2020 atau saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19, Pemprov Jateng membuka sekolah virtual di SMAN 1 Kemusu (Boyolali) dan SMAN 3 Brebes.
Masing-maisng SMA itu memperoleh kuota satu rombongan belajar (rombel) 36 siswa dan siswi dalam setiap angkatan tahun ajaran baru. Pada Mei 2023, peserta didik angkatan pertama sekolah virtual itu diwisuda.(jpnn.com)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anang Hermansyah Puji Putra Ganjar Pranowo, Suara Emas & Percaya Diri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi