Rekomendasi UNESCO Hampir Rampung

Senin, 24 April 2017 – 06:27 WIB
Ajang lomba lari menuju puncak Gunung Rinjani di NTB. Foto: rinjani100.com

jpnn.com, MATARAM - Selain Gunung Rinjani, Lombok juga memiliki gunung api bawah laut yang ada di kawasan pantai selatan. Bekas gunung api bawah laut itu terlihat jelas berupa bukti-bukit kerucut yang ada di sekitar pantai Kuta dan Tanjung Aan, Lombok. Karena belum banyak yang tahu sejarah geologinya, bukit-bukit itu kerap dijadikan tempat berfoto para wisatawan.

”Itu semua gubung api bawah laut dulunya,” kata General Manajer Geopark Rinjani Chairul Mahsul, seperti dilansir Lombok POst (Jawa Pos Group) kemarin.

BACA JUGA: Rindu Pacar, Braakk! Tiga Tewas, Satu Gegar Otak

Chairul mengatakan, sekarang pihaknya masih mempertimbangkan, apakah gunung bawah laut itu akan dijadikan satu dengan Geopark Rinjani atau dijadikan terpisah. Tapi Pemprov sendiri menginginkan agar pengusulan dilakukan terpisah. Karena karakteristik Gunung Rinjani dengan gunung api bawah laut sangat berbeda. Di sana terdapat singkapan-singkapan Old Andesites, berupa karst bebatuan yang khas, dan gunung api itu mati, karena sudah ada sejak jutaan tahun lalu.

Keberadaan gunung api bawah laut ini menurut Chairul sudah lama diketahui, tetapi belum banyak diketahui masyarakat umum. Dalam sebuah artiket yang diposting pada blog www.syawal88.wordpress.com, tertulis di Lombok terdapat kompleks-kompleks kerucut gunung api Old Andesites terangkat hampir utuh ke permukaan. Sehingga memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mempelajarinya. ”Itulah keunikan Kuta Lombok dan Tanjung Aan,” kata penulis dalam tulisan itu.

BACA JUGA: Aset Bandara Babullah Diserahkan, Gubernur Malut Berharap Nasib Pegawai Aman

Pemilik blog juga menulis, di pantai Kuta-Tanjung Aan, kompleks endapan gunung api ini tersingkap luas. Peta geologi Lembar Lombok skala 1:250.000 (Andi Mangga et al., 1994) menyebutkan Formasi Pengulung (Tomp) adalah salah satu dari kompleks endapan gunung api tersebut, yang terdiri atas: breksi, lava dan tuf, berkomposisi andesit-basaltik, berinterkalasi dengan lensa-lensa batu gamping berumur Oligosen Akhir Miosen Awal, berasal dari lingkungan pengendapan laut dalam sampai laut dangkal.

Sementara bukit-bukit di Pantai Kuta berbentuk kerucut tersusun atas batuan vulkanis yang telah mengalami ubahan (alterasi) hidrotermal dan sisa-sisa kegiatan gunung api bawah laut. Ditemukan retas-retas andesit basaltik dengan pengekaran kolom. Bukit-bukit kerucut ini umumnya di bagian bawah disusun oleh batuan vilkanis lava atau breksi vulkanis yang berselingan dengan tuf sehingga menunjukkan perlapisan. Di bagian puncak, bukit disusun oleh batu gamping dengan beberapa perkembangan morfologi karst.

BACA JUGA: Kemenhub Terima Hibah Aset Bandara Babullah

Di Tanjung Aan, juga ada bukit-bukit kecil tanpa tutupan vegetasi, berupa bukit batuan yang didominasi batuan volkanik dengan sisipan batu gamping di beberapa tempat. Dijelaskan, bukit-bukit itu adalah tubuh-tubuh gunung api. Sehingga di Tanjung Aan, secara hampir utuh tersingkap pusat-pusat vulkanis bawah laut Oligo-Miosen.

”Saya belum pernah menemukan hal yang sama di tempat-tempat lain di Sumatra-Jawa-Bali,” tertulis dalam blog www.syawal88.wordpress.com.

Menurut Chairul, gunung api bawah laut tersebut adalah warisan dunia yang ada di Lombok dan ke depan akan dilakukan kajian mendalam untuk diusulkan menjadi geopark tersendiri. ”Itu warisan dunia juga, kita punya gunung api bawah laut,” kata pria yang menjabat sebagai Asisten II Setda NTB ini.

Sementara terkait rekomendasi UNESCO terhadap Geopark Rinjani, Chairul mengatakan, pihaknya sangat serius menjawab semua rekomendasi itu. Beberapa waktu lalu Kementerian ESDM dan Badan Geologi datang ke Pemprov NTB. Satu rekomendasi paling penting yang harus diselesaikan saat ini adalah menjelaskan perbedaan antara Geopark Rinjani dengan geopark dunia Gunung Batur di Bali.

”Dari 10 rekomendasi satu yang penting dan itu sudah selesai,” kata pria yang akrab disapa CM ini.

Meski hanya satu rekomendasi yang krusial, tetapi pihaknya sudah menindaklanjuti rekomendasi dan yang tidak signifikan mempengaruhi kelulusan. Seperti rekomendasi perluasan wilayah geopark menjadi se-Pulau Lombok tidak akan bisa diselesaikan dalam dua tahun. Sehingga rekomendasi satu saja yang diseriusinya saat ini. ”Itu syarat jangka panjang bukan syarat lulus itu,” katanya.

Menurut CM, dahulu sebenarnya pemprov mengusulkan agar semua wilayah di Pulau Lombok masuk menjadi kawasan Geopark Rinjani. Tapi saat itu peraturannya lain saat masih ditangani Global Geopark Network (GGN). Sekarang setelah menjadi UNESCO Global Geopark (UGG) diminta lagi memperluas cakupan wilayah geopark.

CM menambahkan, disamping menjawab rekomendasi-rekomendasi UNESCO, pihaknya juga tetap membenahi pengelolaan Geopark Rinjani sesuai roadmap yang ada.(ili/r7)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelni Operasikan Rumah Kita di Timika


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler