Rekor Baru..Keliling Dunia Cuma 11 Hari, Menegangkan!

Senin, 25 Juli 2016 – 07:21 WIB
Fedor Konyukhov dan balon udaranya yang diberi nama Morton, saat lepas landas dari Northam di Australia Barat. Foto-foto: AFP

jpnn.com - PETUALANG asal Rusia Fedor Konyukhov, Sabtu (23/7) kemarin, mengakhiri perjalanan, atau lebih tepat, penerbangannya mengelilingi dunia.

Konyukhov terbang dengan menggunakan balon udara dengan rute dari Australia ke atas Selandia Baru, melintasi Samudera Pasifik, Amerika Selatan, Tanjung Harapan dan Samudera Selatan, sejak 12 Juli lalu.

BACA JUGA: Astaga, Tante Gail Sebar Foto Syur ke ABG agar Bisa Indehoi

Perjalanan sekitar 34.823 kilometer ini memecahkan rekor untuk penerbangan mengelilingi dunia tercepat dengan balon udara. Rekor sebelumnya dibuat oleh almarhum petualang Amerika Serikat Steve Fossett, yang pada tahun 2002 menjadi orang pertama yang terbang solo di seluruh dunia dengan balon selama 13 hari.

BACA JUGA: Pasukan Elite Pengawal Erdogan Resmi Dibubarkan

Fedor Konyukhov

Sementara Konyukhov dengan balon ketinggian 56 m itu, melalui rute itu dalam 11 hari dan enam jam.

BACA JUGA: BUARRR! 14 Orang Tewas di Dekat Pos Pemeriksaan, 20 Terluka

Koordinator penerbangannya, John Wallington mengatakan bahwa Konyukhov telah terbang dengan balon hampir persis di atas titik awalnya. "Rekor telah pecah, tak ada keraguan. Dia terbang di atas bidang yang sama yang tempat dia lepas landas," kata Wallington seperti dikutip dari AFP.

Perjalanan Konyukhov ini menegangkan. Meskipun balon udara dilengkapi dengan instrumen canggih, Konyukhov juga sempat kesulitan hingga menggunakan masker oksigen saat melayang di ketinggian yang lebih tinggi.

Dia juga harus berhadapan dengan suhu yang sangat dingin, yang sewaktu-waktu mencapai minus 35 derajat Celsius dan harus berurusan dengan lapisan es tebal yang menyelimuti gondola.

Dalam perjalanannya, Konyukhov juga sempat melintas dengan jarak pandang nol alias buta, ketika mendekati pantai Amerika Selatan saat malam tiba. Dia menemui salju dan es kristal saat ia terbang. Parahnya, turbulensi menyebabkan silinder propana saling menghancurkan satu sama lain.

Konyukhov, sebelumnya telah menaklukkan kutub utara dan selatan dalam sebuah penerbangan solo. Pria berusia 64 tahun ini juga sudah keliling dunia dengan perahu.

"Dia hanya berpikir itu akan menjadi hal yang benar-benar baik untuk dilakukan. Memecahkan rekor mungkin sebuah bonus yang bagus buat dia, namun tujuannya hanya untuk terbang di seluruh dunia," ujar Wallington. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 148 Prajurit Ikuti Diskusi Bencana Alam Latgabma Malindo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler