JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah. Pada akhir perdagangan Kamis (28/2), IHSG melesat 79,37 poin (1,68 persen) ke level 4.795,78. Hijaunya bursa saham diikuti indeks LQ45 yang naik 16,22 poin (2,01 persen) ke level 824,74.
"Head of Research Division MNC Securities Edwin Sebayang memproyeksi bukan mustahil indeks gabungan bisa mencapai level 4.800. "Didorong dengan sentimen positif bursa saham regional," ungkapnya.
Edwin menjelaskan, kenaikan tajam IHSG kemarin tidak terlepas dari menguatnya bursa saham regional seperti Nikkei yang naik 305,39 poin (2,71 persen) dan indeks Hang Seng yang menguat 443,26 poin (1,96 persen).
Tak hanya sentimen eksternal, penguatan indeks juga didorong oleh faktor derasnya net buying asing yang sebesar Rp 938 miliar, atau mencapai Rp 16,44 triliun mulai awal Januari hingga akhir Februari 2013. "Angka tersebut lebih tinggi dari net buying asing yang hanya Rp 15 triliun (yoy)," jelasnya.
Lantaran indeks yang masih berpotensi berada di zona hijau, karena didorong sentimen positif keluarnya laporan akhir tahun, Edwin memprediksi, IHSG pada perdagangan Jumat (1/3) berada di level support 4.765 dan resistance 4.828.
Perdagangan kemarin berjalan sangat ramai, dengan frekuensi mencapai 176.304 kali transaksi, pada volume 7,839 miliar lembar saham, senilai Rp 7,2 triliun. Sebanyak 182 saham naik, 95 saham turun, dan sisanya 91 saham stagnan.
Saham-saham yang naik signifikan atau dalam jajaran top gainers di antaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.400 ke Rp 74.900, Nipress (NIPS) naik Rp 1.050 ke Rp 6.600, Century Textile (CNTX) naik Rp 950 ke Rp 5.000, dan Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 700 ke Rp 17.350. (gal/dos)
"Head of Research Division MNC Securities Edwin Sebayang memproyeksi bukan mustahil indeks gabungan bisa mencapai level 4.800. "Didorong dengan sentimen positif bursa saham regional," ungkapnya.
Edwin menjelaskan, kenaikan tajam IHSG kemarin tidak terlepas dari menguatnya bursa saham regional seperti Nikkei yang naik 305,39 poin (2,71 persen) dan indeks Hang Seng yang menguat 443,26 poin (1,96 persen).
Tak hanya sentimen eksternal, penguatan indeks juga didorong oleh faktor derasnya net buying asing yang sebesar Rp 938 miliar, atau mencapai Rp 16,44 triliun mulai awal Januari hingga akhir Februari 2013. "Angka tersebut lebih tinggi dari net buying asing yang hanya Rp 15 triliun (yoy)," jelasnya.
Lantaran indeks yang masih berpotensi berada di zona hijau, karena didorong sentimen positif keluarnya laporan akhir tahun, Edwin memprediksi, IHSG pada perdagangan Jumat (1/3) berada di level support 4.765 dan resistance 4.828.
Perdagangan kemarin berjalan sangat ramai, dengan frekuensi mencapai 176.304 kali transaksi, pada volume 7,839 miliar lembar saham, senilai Rp 7,2 triliun. Sebanyak 182 saham naik, 95 saham turun, dan sisanya 91 saham stagnan.
Saham-saham yang naik signifikan atau dalam jajaran top gainers di antaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.400 ke Rp 74.900, Nipress (NIPS) naik Rp 1.050 ke Rp 6.600, Century Textile (CNTX) naik Rp 950 ke Rp 5.000, dan Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 700 ke Rp 17.350. (gal/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Kargo Udara, PT Pos Gandeng Merpati
Redaktur : Tim Redaksi