jpnn.com - SURABAYA – Ketua Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) Jatim Herman Halim mengatakan, perbankan mulai meningkatkan investasi di bidang IT. Karena itu, investasi di bidang human resource akan berkurang.
Nah, serapan tenaga kerja industri perbankan pada kuartal II tahun ini diprediksi masih melambat. Faktor konsolidasi dan efisiensi dinilai akan memengaruhi keputusan bank dalam merekrut karyawan baru.
BACA JUGA: BEI Gencarkan Kampanye Investasi Pasar Uang
’’Itu dampak keharusan bank dalam tindakan efisiensi. Tiap daerah belum tentu harus ada kantor cabang,’’ katanya kemarin (16/6).
Karena pengurangan kantor cabang itu, karyawan di level kepala cabang (branch manager) bisa turun level menjadi relationship manager. Artinya, tugas sebagai pimpinan akan berganti menjadi tugas seorang pengawas marketing di lapangan. Selain itu, tenaga front office seperti teller dan customer service (CS) bakal berkurang.
BACA JUGA: 2 Minggu, Lotte Mart Target Pendapatan Rp 13 Miliar
’’Rekrutmen back office mungkin turun terus karena bank berlomba-lomba menerapkan sistem branchless banking (layanan tanpa kantor),’’ sambung Herman yang juga merupakan Dirut PT Bank Maspion Tbk.
Penurunan serapan tenaga kerja itu terjadi sejak awal tahun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebutkan, penyerapan tenaga kerja di sektor jasa keuangan mengalami kontraksi.
BACA JUGA: Mau Ambil KPR? Ini Penting Anda Ketahui
Per Februari 2016, jumlah tenaga kerja di sektor jasa keuangan sebanyak 304.075 orang dari total 19,65 juta orang yang bekerja. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka tersebut berkurang 192.005 orang.
Jika dibandingkan dengan posisi Agustus tahun lalu, jumlah tenaga kerja menurun sebanyak 106.016 orang. (rin/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengoperasian Terminal 3 Diundur, Dirut AP II Minta Maaf
Redaktur : Tim Redaksi