jpnn.com, JAKARTA - Puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Swadaya Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat (Jabar), memenuhi Auditorium UGJ untuk mengikuti rangkaian acara Pustaka Akademik yang digelar MPR RI dan UGJ, Kamis (8/4).
Pustaka Akademik itu berisi acara seperti penandatanganan memorandum of understanding (MoU), memorandum of agreement (MoA), dan bedah skripsi yang berjudul ‘Tinjauan Yuridis Hak Imunitas Anggota DPRD dalam Menyatakan Pendapat di Media Sosial (Penelitian di DPRD Kabupaten Cirebon)’.
Acara dihadiri Kabiro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI Siti Fauziah SE MM, Ketua YPSGJ Dadang Sukandar Kasidin, Rektor UGJ Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Wakil Rektor I Dr. H Jaja, Wakil Rektor IV Siti Khumayah SE SH MSi, dan Kepala Perpustakaan MPR Yusniar SH.
BACA JUGA: Siti Fauziah: Kabarkan Berita yang Bikin Nyaman untuk Semua
Mukarto Siswoyo dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada MPR yang telah memilih kampusnya sebagai tempat menggelar Pustaka Akademik.
Dia menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan jantung atau denyut nadi dari perguruan tinggi.
BACA JUGA: Perpustakaan MPR Jalin Kerja Sama dengan Universitas Kuningan
Sebab, di perpustakaan terselenggara pendidikan dan pembelajaran.
“Pembelajaran di perpustakaan digelar sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi,” kata Mukarto.
Menurut dia, bagusnya sebuah perpustakaan ditandai dengan beragam dan banyaknya koleksi buku, majalah, koran, serta sumber ilmu lainnya baik cetak maupun elektronik.
BACA JUGA: Perpustakaan MPR RI Jalin Kerja Sama dengan UPT Universitas Negeri Malang
“Perpustakaan yang memiliki koleksi yang lengkap akan menjadi pemacu kemajuan,” ujarnya.
Dia menyampaikan UGJ baru saja membangun perpustakaan yang memiliki lima lantai di samping auditorium kampus. Perpustakaan itu dibangun untuk belajar, penelitian, dan bentuk pengabdian.
“Kami berusaha terus untuk memfasilitas civitas akademika untuk belajar, mencari referensi, yang diperlukan selama mereka menempuh studi di UGJ. Kami akan terus mengembangkan perpustakaan UGJ,” tambahnya.
Tak hanya itu, rektorat juga mendorong mahasiswa, dosen, dan masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan yang ada. “Manfaatkan koleksi yang ada sebaik-baiknya,” harap Mukarto.
Lebih lanjut dia menilai acara Pustaka Akademik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan fungsi perpustakaan.
Oleh karena itu, kerja sama MPR lewat MoU dan MoA dengan UGJ merupakan kolaborasi yang akan memberikan banyak manfaat.
Kerja sama antara MPR dan UGJ dalam bidang perpustakaan akan membuat mahasiswa makin mudah mencari referensi bila mereka hendak membuat skripsi atau tugas ilmiah lainnya.
“Sekarang mahasiswa UGJ tak hanya bisa mengakses koleksi di perpustakaan kampus namun juga bisa mengakses koleksi Perpustakaan MPR,” ujarnya.
Dengan terbukanya Perpustakaan MPR bagi mahasiswa UGJ, fakultas hukum akan membantu menambah perbendaharaan buku.
Mukarto berharap kerja sama tak berhenti di hari itu namun bisa berlanjut terus di kemudian hari. “Tidak berhenti setelah MoU dan MoA namun juga berlanjut pada aktivitas lainnya,” harapnya.
Siti Fauziah dalam sambutannya menuturkan MPR bangga bisa mengadakan kegiatan Pustaka Akademik di Cirebon.
“Saya senang panitia bisa menggelar acara dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, salah satunya membatasi jumlah peserta,” ujarnya.
Dia mengatakan kegiatan Pustaka Akademik telah digelar dan dikerjasamakan dengan berbagai perguruan tinggi yang ada di negeri ini.
“Kegiatan ini kami harap mempunyai daya guna dan bermanfaat bagi civitas akademika perguruan tinggi dan masyarakat,” tuturnya.
Bu Titi, panggilan akrab Siti Fauziah, merasa gembira ketika mendengar UGJ memiliki perpustakaan yang besar dengan lima lantai.
Perempuan dari Bandung, Jawa Barat, itu mengatakan bahwa kedatangan tim dari MPR tidak sekadar melakukan MoU, MoA, dan bedah skripsi, namun juga membawa buku-buku terbitan MPR.
“Buku terbitan MPR itu sangat istimewa, karena tidak dijual sehingga tidak ada di toko-toko buku,” kata Bu Titi.
Dia menegaskan Perpustakaan MPR sangat terbuka untuk umum. Bu Titi mempersilakan mahasiswa dan dosen berkunjung ke Perpustakaan MPR. Kunjungan itu bisa dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
“Bila ke Jakarta mampirlah ke MPR, tidak hanya mencari buku namun juga bisa melihat perpustakaan yang ada,” ujarnya.
Lebih lanjut Bu Titi berharap kerja sama MPR dan UGJ bisa terjalin makin erat. “Jadi, kita (MPR dan UGJ) bisa saling mengunjungi,” jelasnya. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy