jpnn.com, JAKARTA - Sosok Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menjadi sorotan setelah beberapa kali tidak hadir saat pejabat tinggi negara atau menteri memberikan kuliah umum dan kunjungan.
Salah satu pengamat pendidikan Andreas Tambah memberikan sindiran atas ketidakhadiran Ari Kuncoro saat UI kedatangan para pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menyebut perbuatan itu tidak etis.
BACA JUGA: Guru Besar UI Mengapresiasi Peran Jokowi di Panggung Dunia
"Kalau memang ada agenda di luar yang tidak bisa diwakili dan sifatnya mengikat itu mungkin bisa jadi alasan. Namun, tatkala beliau tidak ada jadwal yang sifatnya sangat penting dan tidak diwakilkan itu yang menjadi pertanyaan," ujar Andreas kepada wartawan , Selasa (26/10).
Dia menyebut seharusnya seorang rektor bisa menyambut kedatangan pihak luar, terutama pejabat negara yang memberikan kuliah umum dan kegiatan di UI. Paling tidak, kata Andreas, rektor bisa menyambut saat tamu negara hadir di tempatnya.
BACA JUGA: Menpora Amali Terima Kunjungan Menteri Singapura Alvin Tan, Ini yang Dibahas
Andreas mengingatkan bahwa kegiatan kuliah umum merupakan upaya strategis memajukan perguruan tinggi hingga langkah memberikan pencerahan kepada mahasiswa.
"Setelah menyambut kan bisa mendelegasikan anak buahnya, misalkan wakil rektor atau apa untuk mendamping. Itu secara etik dan moral, kalau tidak ada kaitan dengan di luar itu sangat tidak etis atau kurang etis," kata dia.
BACA JUGA: Akademisi UI Sebut Bahtiar Penuhi Semua Kriteria Jadi Pj Gubernur DKI Jakarta
Andreas memandang sekalipun tidak ada kecocokan pandangan antara rektor dan menteri atau wakil menteri, hal ini tidak bisa dijadikan alasan atau dasar Ari absen di lokasi.
"Terkait dengan kode etik dan moralnya dari seorang rektor, kalau misalnya dia ada faktor lain selain itu, kan sifatnya pribadi. Sehingga misalnya kalau itu dikaitkan dengan masalah pribadi itu sangat tidak etis," kata dia.
Andreas mengatakan memang tidak ada aturan baku yang mengharuskan seorang pemimpin universitas menyambut tamu yang hadir. Namun, setidaknya bisa memberikan contoh yang baik bagi dosen dan mahasiswa.
"Dampaknya tidak baik karena institusi pendidikan itu kan mendidik ya, baik dari segi sopan santun, etika, dan moral, itu memang menjadi kewajiban dari seorang rektor," ujarnya.
Adapun pejabat negara yang menyempatkan waktu berkunjung ke UI di antaranya Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, dan Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni.
Bahlil Lahadalia pada Selasa, 12 Juli 2022 lalu memberikan Kuliah Umum Presdensi G20 tentang 'Tingkatkan Investasi dan Ekonomi Indonesia' di Gedung IASTH, UI. Malangnya, kegiatan tersebut tanpa kehadiran Ari Kuncoro sebagai tuan rumah.
Lalu, pada Kamis, 13 Oktober 2022, ketika itu Hadi Tjahjanto dan Raja Juli Antoni berkunjung ke UI dalam acara ATR/BPN Goes to Campus dengan tema 'Wujudkan Transformasi Digital Layanan Pertanahan untuk Pelayanan yang Lebih Cepat, Efisien, dan Transparan. Namun, lagi-lagi Rektor UI tidak berada di tempat.
Sikap serupa pun diperlihatkan Ari Kuncoro saat Nadiem Makarim melakukan kunjungan ke Universitas Indonesia pada Jumat, 21 Oktober 2022 lalu. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Kali Penerimaan Mahasiswa Baru, Rektor UI Hartanya Meningkat Tajam
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan