Rem Blong, Bus Terguling, 4 Siswa Tewas

Senin, 07 April 2014 – 04:40 WIB

jpnn.com - PASURUAN - Agenda wisata SDN Ngampelsari, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, berakhir petaka. Bus pariwisata "Fawaz Tour" yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di Jalan Raya Dusun Renes, Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, sore kemarin (5/4).

Dalam kejadian ini, empat siswa SD dikabarkan meninggal dunia. Insiden terjadi sekitar pukul 16.00. Bus bernopol W 7876 UR itu dalam perjalanan pulang setelah menggelar outbond di Bukit Floras Desa Nongkojajar, Kecamatan Tutur.
Namun, setelah melewati jalan turunan di depan objek wisata agro Bhakti Alam, rem bus diduga blong. Bus yang disopiri Zarkasi, 45, itu menyasak dua sepeda motor dan sebuah warung sebelum akhirnya terguling.

BACA JUGA: 5 Tahun Menderita Kenker, Kedua Mata Suwarno Tak Berfungsi

Peristiwa tersebut menewaskan empat penumpang. Yakni Farel, Faris, Noveldi, dan Rangga. Selain itu, tiga penumpang mengalami luka berat. Sedang 14 penumpang lainnya luka ringan. Semua korban, termasuk korban tewas maupun luka langsung dibawa ke Puskesmas Purwosari.

Rokimin, 31, salah seorang saksi di lokasi kecelakaan, mengatakan bahwa saat itu bus melaju dengan kecepatan tinggi dari atas (arah Nongkojajar).

BACA JUGA: Geger, Mayat Bayi Mengapung Di Sungai

Saat jalan menikung, bus tiba-tiba menabrak tiang telepon dan pohon lamtoro. "Mungkin remnya blong," kata warga Desa Ngembal ini.

Seketika, bus hilang kendali. Dua sepeda motor, yakni Yamaha Mio dan Vixion yang tengah parkir di depan warung ikut dihantam. Sopir lantas membanting kemudi kanan hingga akhirnya terguling dengan posisi di sebelah kanan jalan.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Nelayan Diingatkan tak Melaut

Warga yang mengetahui kejadian itu bergegas berdatangan ke lokasi. Dengan menggunakan batu, warga berusaha memecahkan kaca depan bus untuk mengevakuasi penumpang yang didominasi anak-anak itu. Saat itu, kondisi para siswa cukup memprihatinkan. Mereka menumpuk dan terhimpit di deretan kursi bagian kanan.

Menurut Dwi Wira Pryaoga, 12, salah satu siswa yang selamat, dirinya dan teman-temannya mengikuti outbond. Pesertanya, siswa kelas 4 dan 5 SDN Ngampelsari. Semua terbagi dalam rombongan tiga bus. Setelah puas bermain, sorenya mereka berencana pulang.

Namun, di tengah perjalanan, bus yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. "Habis outbond dan mau pulang," kata Dwi yang mengalami luka ringan di bagian kepalanya.

Dwi yang ditemui di Puskesmas Purwosari tampak shock. Hanya, ia masih ingat, sesaat setelah kejadian, banyak warga yang berkerumun di lokasi untuk membantu menolong para korban. "Saya dikeluarkan orang-orang," jelasnya.

Sejauh ini, data korban masih simpang siur. Hingga tadi malam, polisi baru mendapat kepastian satu korban tewas.
Namun, berdasar penelusuran koran ini, korban tewas diperkirakan mencapai empat orang. Mereka adalah Farel, Faris, Noveldi, dan Rangga. Dari puskesmas, seluruh korban meninggal dan luka berat dibawa ke Rumah Sakit Dr Saiful Anwar (RSSA) Malang.

"Kami belum tahu. Informasi tadi masih satu, petugas masih mendatang di lapangan," kata Kasat Lantas Polres Pasuruan AKP Tony Prasetyo.

Sejauh ini, kepolisian belum dapat memastikan penyebab kecelakaan. Namun, dugaan sementara, dipicu kondisi rem blong. Untuk memastikan, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Jalur wisata Ngembal-Tutur memang dikenal rawan. Kondisi jalan yang naik turun dan berliku berpotensi memicu kecelakaan. Terutama, bagi pengendara luar kota yang rata-rata belum hafal kondisi medan.

Kecelakaan yang dialami rombongan SDN Ngampelsari merupakan peristiwa kedua. Pada 6 Mei 2012, insiden serupa juga dialami rombongan PKK asal Surabaya. Dalam kejadian yang juga dipicu rem blong teresbut, sembilan penumpang tewas sekaligus.

Warsini, 40, salah seorang guru pendamping SDN Ngampelsari, tak pernah menyangka kegiatan outbond kemarin berakhir menjadi musibah.

Apalagi, kegiatan itu memang sudah menjadi agenda rutin sekolahnya. Karena itu, saat ditemui di Puskesmas Purwosari, ia begitu shock.

Kepada Jawa Pos Radar Bromo, Warsini mengatakan bahwa sistem pembelajaran di luar kelas menjadi salah satu agenda sekolahnya.

Salah satunya, dengan menggelar outbond. Karena sudah menjadi agenda rutin, kemarin, ada 180 siswa yang ikut serta dalam kegiatan itu.

Mereka berasal dari empat kelas. Yakni, kelas 4A, 4B, 5A, dan 5B, yang tertampung dalam tiga bus. "Ada tiga bus rombongan. Masing-masing sekitar 60 siswa," terang perempuan berjilbab itu. Menurut Warsini, pada masing-masing bus tersebut, juga ada empat guru pendamping.

Sekitar pukul 08.00, mereka berangkat dari sekolah di Ngampelsari, Kecamatan Candi, ke lokasi outbond di Bukit Flora.

Menjelang sore, rombongan bermaksud kembali pulang. Para siswa dan guru kembali ke kendaraan masing-masing. Dua bus rombongan melaju kencang tanpa halangan.

Namun, petaka terjadi pada bus rombongan ketiga. Usai melewati sebuah tikungan, bus tiba-tiba oleng dan menyantap dua sepeda motor. Setelah itu, terguling.

Warsini enggan membeberkan detail kecelakaan. Dia mengaku masih trauma. "Saya tidak ingat Mas, kepala saya masih pusing rasanya," ujar Warsini sembari menunjuk bagian kepalanya yang terasa sakit saat ditemui di Puskesmas Puwosari.

Puskesmas Purwosari menjadi tempat perawatan korban luka ringan. Selain Warsini, ada juga Zarkasi, sopir bus nahas itu.

Seperti penumpang lainnya, Zarkasi pun terlihat trauma. Bahkan, saat ditemui koran ini tadi malam, Zarkasi yang masih dalam perawatan tidak banyak memberikan keterangan.

Dua bola matanya terpejam. Mulutnya berulangkali berucap istighfar. "Astaghfirullah.. ya Allah"," ujar Zarkasi lirih.
Selebihnya, tidak banyak penjelasan yang ia katakan. Namun, I Komang Budi Yudhayana, 10, siswa yang duduk di kursi nomor sembilan mengakui bila saat itu bus melaju kencang.  (eka/koi/ed/JPNN/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akibat Anjlok, KA Argojati-Cireks Terlambat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler