"Kegiatan ini bukan merupakan acara seremonial tahunan, melainkan untuk mengkomunikasikan dan merencanakan program unggulan dan strategis di lingkungan Kemdikbud," tegas Nuh saat pembukaan Rembuknas Dikbud di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik) Kemdikbud, Sawangan, Depok, Senin (27/2).
Menurutnya, pembahasan program strategis di lingkungan kementerian ini semakin bertambah, mengingat tahun ini untuk pertama kalinya bidang kebudayaan menjadi topik bahasan dalam arena Rembuknas.
Acara ini dihadiri lebih dari 1500 peserta yang merupakan pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan kebudayaan dari seluruh Indonesia. Yakni, terdiri dari kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi, Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN), anggota DPR, dan lainnya.
Disebutkan, beberapa isu strategis menjadi topik pembahasan dalam Rembuknas tahun ini. Antara lain, berkaitan dengan Rintisan Wajib Belajar 12 tahun, pembangunan infrastruktur sekolah rusak dengan pola swakelola, perhatian pada daerah terdepan, terluar, tertinggal dan terpencil, peningkatan mutu guru, pembangunan bidang kebudayaan dan lainnya.
"Untuk beberapa program itu, kementerian memang sudah memiliki konsep. Akan tetapi, melalui Rembuknas ini kami ingin membicarakannya sekaligus menerima masukan serta saran dari semua pemangku kepentingan. Kami tidak ingin program yang dijalankan oleh kementerian bersifat topdown dan berdasarakan kacamata Jakarta saja," paparnya.
Dengan begitu, mantan Rektor ITS ini mengharapkan, melalui Rembuknas ini dapat lebih meningkatkan pemanfaatan anggaran pendidikan yang cukup besar yang sudah disalurkan ke daerah dengan tepat. "Semua harus bisa direncanakan bersama-sama, sehingga anggaran yang besar di sektor pendidikan ini memiliki makna signifikan terhadap pembangunan pendidikan secara keseluruhan," jelasnya. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Undana Klaim Lulusan FK Memenuhi Standar
Redaktur : Tim Redaksi