jpnn.com, JAKARTA - Rencana aksi 1805 yang akan dilakukan sekira 1.000 dosen dari PTNB (Perguruan Tinggi Negeri Baru) sudah mendapat banyak penolakan dari pihak rektorat.
Bahkan ratusan dosen mengaku mendapat intimidasi dari rektor yang menghalang-halangi para dosen melakukan aksi demo.
BACA JUGA: Gelar Aksi 1805, 5000 Dosen Tuntut Jokowi di Istana
"Kawan-kawan kami di daerah banyak dihalangani rektornya. Ada yang takut, banyak juga yang melawan," kata Ketua Ikatan Lintas Pegawai (ILP) PTNB Fadillah Sabri ST, M.Eng yang dihubungi, Selasa (16/5).
Dia menyayangkan sikap para rektor yang melarang dosen-dosennya menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Jokowi.
Pasalnya, aspirasi ini adalah aksi yang tertunda, setelah September 2015 oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dijanjikan akan menyelesaikan masalah 35 PTNB.
"Sebenarnya kami malu mau demo, karena kami ini dosen. Namun, pemerintah telah ingkar terpaksa kami menuntut hak kami. Kami ini statusnya tidak jelas, dosen swasta nggak, dosen PNS apalagi," keluhnya.
Meski banyak yang diintimidasi, Sabri yang juga wakil rektor Universitas Bangka Belitung ini optimistis, target 1.000 dosen bisa tercapai. Sebab, para dosen sudah gerah dengan nasib yang tidak jelas.
Rencananya 1000 dosen ini berasal dari Universitas "Veteran" Jakarta, UPN "Veteran" Yogyakarta, UPN "Veteran" Jawa Timur, Universitas Tidar, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Universitas Sulawesi Barat, Universitas Bangka Belitung.
Juga Universitas Samudera, Universitas 19 November Kolaka, Universitas Timor, Universitas Siliwangi, Universitas Borneo Tarakan, Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Negeri Madiun, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung, Politeknik Negeri Balikpapan, Politeknik Negeri Sambas.
Selain itu Politeknik Negeri Batam, Politeknik Maritim Negeri Indonesia, Politeknik Negeri Nusa Utara, ISBI Bandung, ISBI Papua dan masih banyak lagi. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad