Rencana Desain Baru Paspor Tuai Kritik, Apa Urgensinya?

Selasa, 28 Mei 2024 – 21:43 WIB
Petugas membagikan paspor. Foto (ANTARA/Hanif Nashrullah)

jpnn.com, JAKARTA - Rencana perubahan desain baru paspor Republik Indonesia untuk perkuat keamanan menuai kritikan.

Salah satunya dari akademisi Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Surya Vandiantara.

BACA JUGA: Imigrasi Batam Sudah Terbitkan 27.820 Paspor pada Triwulan Satu 2024

Surya menilai alasan keamanan patut dipertanyakan karena apakah paspor Indonesia yang sudah beredar selama ini tingkat keamanannya belum mumpuni?

Apalagi, dengan fitur baru yang akan ditambahkan dalam paspor Republik Indonesia meliputi tinta UV dan tinta intaglio, kertas, pita pengaman, tanda air, teknologi hologram, serta chip elektronik yang mampu memuat data biometrik.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Dugaan Kebocoran Data Paspor WNI, Kemenkominfo: Ada Kemiripan

"Apakah dipaspor yang sebelumnya tidak terdapat hal tersebut diatas atau sudah? Jika sudah apa urgensinya karena publik perlu tau kemanan paspornya selama ini. Lalu apa urgensinya sekarang dilakukan perubahan desain paspor?" tanya Surya seperti dikutip dalam keterangannya, Selasa (28/5).

Lebih lanjut, Surya merasa akan ada pemasalahan baru jika kebijakan ini benar dilakukan yakni soal urgensi jika negara kita sedang menghadapi krisis pemalsuan paspor? 

"Sehingga membutuhkan desain baru yang mampu meningkatkan sistem keamanan," kata Surya.

Belum lagi, sambung Surya, berbagai fitur yang akan ditambahkan dalam desain baru paspor guna meningkatkan sistem keamanan, rasanya masih belum menjadi kebutuhan utama di Indonesia. 

"Sebab, hingga hari ini kita masih belum mendapatkan informasi baik dalam pemberitaan media maupun dalam rilis resmi Dirjen Imigrasi, mengenai maraknya kasus pemalsuan paspor," ungkap Surya.

Surya menilai Dirjen imigrasi seharusnya sebelum menetapkan kebijakan desain baru paspor, melakukan kajian mendalam terkait kondisi keamanan paspor yang berlaku saat ini. 

Di samping itu, menyampaikan informasi secara komprehensif terkait jumlah kasus pemalsuan paspor yang terjadi di Indonesia. 

"Namun, baik kajian tingkat keamanan dan informasi jumlah kasus palsuan paspor, masih belum bisa masyarakat Indonesia dapatkan. Tanpa adanya kajian dan informasi yang komprehensif, rasanya alasan untuk merubah desain paspor demi meningkatkan sistem keamanan hanyalah omong kosong belaka," jelasnya.

Tak hanya itu, pemilhan warna dalam desain baru paspor juga harus diperhatikan secara lebih serius oleh dirjen imigrasi.

"Jangan sampai pemilihan warna paspor tidak mencitrakan ideologi bangsa Indonesia. Jangan sampai warna paspor Republik Indonesia justru memiliki kesamaan dengan warna paspor negara-negara dengan ideologi yang bertentangan dengan ideologi Bangsa," papar Surya.

Terakhir, pemilihan waktu peluncuran desain baru paspor diakhir masa pemerintahan lama juga telah menimbulkan berbagai kecurigaan. Apalagi jelang pelantikan pemerintahan baru.

"Pertanyaan yang kemudian timbul mengapa Dirjen Imigrasi tidak menunggu pemerintahan baru dilantik? Agar setiap kebijakan dapat dianalisis secara lebih mendalam oleh pemerintahan baru yang akan datang," pungkas Surya.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler