Rencana Pemerintah Impor Daging Kerbau Panen Kritikan

Rabu, 24 Januari 2018 – 01:29 WIB
Ilustrasi daging kerbau. Foto: Malut Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengkritik rencana pemerintah mengimpor seratus ribu ton daging kerbau dari India pada tahun ini.

Ketua Umum DPP PPSKI Teguh Boediyana menilai langkah itu tidak menguntungkan peternak rakyat.

BACA JUGA: Daging Kerbau Juga Impor, Setelah Itu Apa Lagi?

”Kalau pemerintah beranggapan harga daging sapi lokal terlalu mahal, itu tidak terlepas dari upaya pemerintah mewujudkan swasembada daging sapi yang dicanangkan sejak 2010,” kata Teguh, Senin (22/1).

Pada 2010 lalu, pemerintah mengeluarkan program swasembada daging sapi tapi tidak tercapai.

BACA JUGA: Libur Natal dan Tahun Baru, Stok Daging Sapi Dipastikan Aman

Setelah itu, ada program serupa pada 2014 yang juga mengalami kegagalan.

Padahal, untuk mewujudkan program tersebut, pemerintah sudah menganggarkan dana.

BACA JUGA: Fadli Zon: Polandia Tawarkan Daging Sapi Murah ke Indonesia

Sejak 2004, besaran anggaran untuk program swasembada daging sapi mencapai Rp 18 triliun.

”Yang terjadi, pengelolaan dana APBN tersebut mungkin tidak efektif,” kata Teguh.

Dampaknya, separuh dari kebutuhan daging sapi dipenuhi dari impor. Besarannya mencapai 250 ribu ton.

”Karena impor, harga daging terpengaruh harga internasional dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” jelas Tegus.

Di sisi lain, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung tinggi.

Bila nilai tukar di bawah Rp 12 ribu, harga daging bisa di bawah Rp 80 ribu per kg.

Masih tingginya harga daging sapi lokal semestinya tidak ditanggulangi dengan mendatangkan daging impor murah.

”Selain itu, kebijakan impor daging ruminansia dari negara atau zona yang belum bebas penyakit mulut dan kuku bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi,” tegas Teguh. (res/c7/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 6 Keuntungan Membatasi Konsumsi Daging Merah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler