Rencana Penamaan Puncak Jokowi di Kawasan Wisata Mandeh jadi Kontroversi

Jumat, 23 April 2021 – 23:01 WIB
Ilustrasi. Foto: diambil dari padek

jpnn.com, PESISIR SELATAN - Rencana Bupati Pesisir Selatan Sumatera Barat Rusma Yul Anwar yang akan mengubah nama Puncak Paku di kawasan wisata Mandeh menjadi dengan nama Puncak Jokowi memicu kontroversi.

Konon penolakan muncul, terutama dari masyarakat yang tinggal di Kawasan Mandeh Sungai Nyalo Mudiak Aia, Kecamatan Koto XI Tarusan.

BACA JUGA: Menikmati Keindahan Kawasan Mandeh Sambil Lomba Lari

“Penamaan suatu jalan atau kawasan di Mandeh ini memiliki cerita dan nilai sejarah tersendiri. Jadi, masyarakat sangat terkejut ketika ada rencana dari bupati mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi," kata salah seorang tokoh pemuda di kawasan Mandeh, Alesandro Satri, seperti dilansir dari Padek, Jumat (23/4).

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sei Nyalo Mudiak Aia itu mengatakan bahwa Puncak Paku selama ini sudah menjadi kebanggaan warga setempat.

BACA JUGA: Presiden Jokowi: Indonesia Serius Dalam Pengendalian Perubahan Iklim

"Pemberian nama Puncak Paku itu juga ada sejarahnya, sehingga menjadi cerita kepada wisatawan yang berkunjung,” katanya.

Dia mengatakan, penamaan Puncak Paku karena dahulu di daerah itu banyak ditanami tumbuhan paku yang bisa dikonsumsi masyarakat.

BACA JUGA: Digarap Serius, Wisata Mandeh Bakal Mendunia

Begitu pula penamaan kawasan lain di Kawasan Mandeh seperti Kapo-Kapo karena di lokasi itu dulu banyak ditanami pohon Kapo.

“Kami berharap rencana bupati mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi dibatalkan karena merusak tatanan sejarah yang telah ada. Kalau ingin bikin nama di tempat lain saja yang punya landasan sejarahnya,” kata pegiat wisata yang akrab disapa Satri ini.

Terpisah, sejarawan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Siti Fatimah memahami penolakan dari masyarakat terhadap usulan perubahan nama itu.

Menurutnya usulan mengubah nama itu keputusan yang kacau dan tidak mengacu kepada sejarah. Bahkan, kata Siti Fatimah, penamaan di lokasi tersebut justru bisa merendahkan nama Jokowi.

Nama Puncak Paku diberikan karena berdasarkan sejarah. “Dulu di sepanjang jalan Mandeh dekat puncak itu, tidak bisa dilewati karena penuh dengan paku ransam. Tempat yang banyak paku ransam ya ada di puncak itu. Makanya diberi nama Puncak Paku,” kata Siti Fatimah.

Dekan FIS UNP yang sudah lima tahun meneliti di kawasan wisata Mandeh ini menjelaskan bahwa paku ransam adalah sejenis paku liar. Banyak tumbuh di sana karena sesuai dengan alam dan tekstur tanahnya.

Menurutnya, kalau memang pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan ingin memberikan nama Jokowi juga, maka lebih tepat di sekitar pantai tempat Jokowi meresmikan Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh.

“Bisa dibikin Pantai Jokowi, keren," kata Siti Fatimah yang akrab disapa para pegiat pariwisata itu dengan sebutan Bundo Fat.

Sebelumnya, ide Bupati Pessel Rusma Yul Anwar mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi terlontar saat dia menerima kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke Pessel.

Alasannya tidak lepas dari kepedulian Jokowi yang pada 2015 mencanangkan KWBT Mandeh. Rusma Yul Anwar mengatakan, tidak ada maksud lain, kecuali untuk mendongrak kunjungan wisata. (elf/esg)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler