Rencana Rekonstruksi Gaza Berliku

Hamas dan Fatah Sulit Rekonsiliasi

Senin, 26 Januari 2009 – 09:02 WIB
GAZA - Sejumlah negara berjanji mengalirkan dana untuk merekonstruksi Jalur GazaTapi, permasalahan baru mengemuka, siapa yang berhak mengelola dana jumbo tersebut?

Hamas jelas merasa sebagai pihak yang paling berhak

BACA JUGA: Gillibrand Gantikan Posisi Hillary

"Harap diingat, Hamas adalah pemerintah (yang berkuasa di Gaza)
Kalau komunitas internasional ingin membangun kembali Gaza, silakan saja, tapi harus di bawah supervisi Hamas," kata Abu Rushki Zaza, menteri ekonomi Hamas, seperti dilansir The Guardian.

Menurut Zaza, Fatah tak perlu dilibatkan karena rival mereka yang lebih moderat itu tak punya otoritas di Gaza

BACA JUGA: Obama Cabut Larangan Dana Aborsi

"Semua orang Palestina memang menghendaki rekonsiliasi (antara Hamas dan Fatah)
Tapi, itu baru bisa terjadi kalau Organisasi Pembebasan Palestina (yang didominasi Fatah) bisa ditata ulang," ujarnya setelah memimpin salat Jumat di Masjid Al-Filisteen.

Keinginan Hamas itu ditentang keras Israel dan Amerika Serikat

BACA JUGA: Rumah Hancur, Hamas Beri Rp 5,5 Juta

Mereka mendasarkan kecurigaan pada alasan lama, yaitu uang rekonstruksi yang dikirim ke Gaza malah digunakan Hamas untuk membeli senjata.

"Kami harus memastikan bahwa rekonstruksi Gaza bukanlah untuk rekonstruksi Hamas," kata Mark Regev, juru bicara pemerintah Israel, seperti dikutip The Christian Science Monitor.

Israel menginginkan agar Fatah di bawah Presiden Mahmud Abbas ikut dilibatkanNegeri Yahudi tersebut memegang peran penting dalam rekonstruksi Gaza karena merekalah yang menguasai wilayah perbatasanKalau Hamas memaksa menjadi supervisi tunggal proyek rekonstruksi, Israel diperkirakan memperkuat blokadeJika itu terjadi, material bangunan bakal sulit menembus GazaMengandalkan terowongan yang menghubungkan Rafah Mesir dengan Rafah Palestina jelas tak mencukupi.

Pada akhirnya, yang jadi korban lagi-lagi adalah warga GazaAkibat sengkarut politik antara Hamas, Fatah, dan Israel, dimulainya rekonstruksi menjadi tidak jelasPadahal, kebiadaban Israel telah membumihanguskan 4.000 rumah dan 17.000 bangunan lainnya dalam kondisi setengah hancurMenurut Ketua Tim Kemanusiaan PBB John Holmes yang Kamis lalu (22/1) baru mengunjungi Gaza, warga wilayah itu sangat membutuhkan air bersih, listrik, sanitasi, dan tempat penampungan sementara.

Diperkirakan, butuh dana sekitar USD 1,6 miliar (sekitar Rp 16,8 triliun) untuk memulihkan GazaTapi, persoalan itu tak akan menjadi masalahArab Saudi sudah menjanjikan bantuan USD 1,1 miliar (Rp 11,5 triliun)Bantuan dalam jumlah sama besar juga akan diberikan secara kolektif oleh negara-negara Teluk lainnya.

Persoalannya ya tadi, siapa yang akan dipercaya memegang dana sebesar itu? Hamas memang sudah mulai membagikan uang USD 500 (Rp 5,5 juta) untuk warga Gaza yang kehilangan rumahTapi, masalah tak selesai di situ"Mereka (Hamas) memang punya uang dan kekuatanMereka bisa memberi uang kepada rakyat untuk membangun rumah lagi," kata Faisal Abu Shalah, legislator dari Fatah untuk wilayah Gaza"Tapi, apa gunanya uang kalau tak bisa dibelanjakanSekadar semen satu kantong saja tak ada disini." (ape/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Finalis Miss World Brazil yang Diamputasi Tutup Usia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler