BACA JUGA: Militer Syria Tembak Mati Dua Demonstran
Mereka diduga ikut merencanakan aksi menuntut reformasi atas sistem pemilu.Yang ditangkap itu adalah anggota partai oposisi, Partai Sosialis Malaysia (SPM)
BACA JUGA: Banjir Tenggelamkan Kota di AS
Sebelumnya, para pejabat pemerintahan dan polisi telah mengingatkan warga Malaysia agar tidak mendukung gerakan yang diinisiasi oleh para aktivis dan partai oposisi di Kuala LumpurPolisi menghentikan dua bus di utara dan selatan Malaysia pada Sabtu lalu (25/8) saat hendak menuju lokasi kampanye SPM
BACA JUGA: Inilah Serangan Bom Termaut di Afghanistan
Menurut Koordinator Media SPM YKohila, kampanye itu sengaja mengajak masyarakat untuk menyudahi kekuasaan Barisan Nasional yang telah berjalan selama lima dekade.Mayoritas yang ditangkap akhirnya dibebaskan setelah menjalani interogasi intensifTapi, 31 orang masih ditahan di kantor polisi Negara Bagian PenangEnam juga ditahan di Johor karena menyebarkan selebaran pemberitahuan aksi pada 9 Juli nanti.
Dalam pernyataannya kemarin (26/6), Perdana Menteri (PM) Najib Razak meminta oposisi untuk melawan dirinya dalam pemilu dan tidak melakukan aksi jalananNajib juga berharap semua pihak menghargai aturan pemilu yang telah disepakati"Barisan (Nasional) tak pernah memanipulasi pemiluJika itu kami lakukan, mengapa kami kalah oleh oposisi di empat negara bagian," ujarnya seperti dikutip The Star Online"Jangan menciptakan kekacauan hanya karena Anda ingin kekuasaanJika terjadi kekacauan, mereka yang bertanggung akan ditangkap," tegasnya.
Oposisi berkuasa di empat di antara 13 negara bagian di MalaysiaKemenangan pemilu terakhir pada 2008 tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah negeri tersebutPemilu berikutnya diperkirakan akan dihelat tahun depan.
Kepala Kepolisian Malaysia Ismail Omar mengimbau agar demonstrasi tersebut dibatalkanDia beralasan bahwa unjuk rasa itu bisa meninbulkan keresahan di masyarakat.
Namun, KArumugan, aktivis Gerakan Pemilu Bersih, menyatakan bahwa aksi tersebut mencerminkan kehendak masyarakat terhadap perubahanDi antaranya, praktik jual beli suara dan masa kampanye yang terlalu lama.
"Kami tetap akan melaksanakan aksi (kampanye) bersih tersebut," katanya"Kami benar-benar ingin menghelat aksi damai, bersih, dan bermartabatSaya tidak mengerti mengapa pemerintah begitu ketakutan," tandasnya(cak/dwi/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Bunuh Diri Guncang RS di Afghanistan
Redaktur : Tim Redaksi