jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Aceh saat memimpin upacara peringatan Detik-detik Proklamasi di halaman Istana Merdeka Jakarta, Jumat (17/8) pagi. Presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu memakai pakaian tradisional Aceh lengkap dengan meukeutop atau topi khas Serambi Mekah lengkap dengan rencong.
Penampilan Jokowi dengan baju Aceh membuat warga Nangroe Aceh Darussalam (NAD) ikut bangga. Bahkan tokoh muda NAD yang juga calon anggota legislatif (caleg) DPR dari PDI Perjuangan Ramond Dony Adam merasa tergetar melihat Jokowi tampil dengan baju tradisional Aceh pada peringatan Detik-detik Proklamasi.
BACA JUGA: Ketika Hasto Jadi Penengah bagi Emak-emak di Perayaan HUT RI
“Bergetar. Itulah yang saya rasakan ketika melihat Presiden Jokowi menggunakan pakaian adat daerah Aceh, tanah kelahiran ibu saya,” ujar Dony.
Pemuda yang pernah menjadi tukang buah di Meulaboh, Aceh Barat itu menyebut penampilan Presiden Jokowi sarat dengan makna. Menurut Dony, penampilan Jokowi membawa pesan bahwa presiden pernah menjadi gubernur DKI itu punya kepedulian tinggi pada Tanah Rencong.
BACA JUGA: Keistimewaan Upacara HUT Kemerdekaan RI di Negeri Kiwi
Baca juga: Kisah Pemuda Aceh Eks DJ Banting Setir Jadi Caleg Lewat PDIP
Dony lantas mengenang ketika Jokowi memilih merayakan Idulfitri di Aceh. “Menurut saya ini hal yang sangat luar biasa. Sebab selama berdirinya negara ini, Jokowi satu-satunya presiden yang melakukan hal itu,” ujarnya.
BACA JUGA: Ashanty Ingatkan Jangan Sampai Bermusuhan
Ramond Dony Adam di halaman Istana Merdeka. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN
Selain itu, perhatian Jokowi kepada Aceh juga tampak mengundang Nyak Sandang secara khusus ke Istana Negara pada Maret lalu. Nyak Sandang merupakan tokoh masyarakat Aceh yang ikut menyumbangkan hartanya pada awal-awal Indonesia merdeka demi membantu pemerintahan Presiden Soekarno membeli pesawat.
Karena itu Dony menepis berbagai anggapan selama ini yang menyebut Presiden Jokowi hanya sibuk dengan pencitraan. Mantan disc jockey itu mengatakan, jika Jokowi mau pencitraan tentu memilih mengenakan pakaian adat dari daerah yang bisa mengerek elektabilitasnya.
“Buat apa seorang Presiden Jokowi cari muka kepada masyarakat Aceh yang jumlah pemilihnya cuma sekitar 3,5 juta tersebut. Toh kalau tujuannya pencitraan, lebih baik pakai baju adat daerah yang pemilihnya belasan juta,” tutur caleg PDIP untuk daerah pemilihan NAD I itu.(jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Pesan Bu Mega Lewat Hasto untuk Kader PDIP di HUT RI
Redaktur : Tim Redaksi