Republik Berpeluang Rebut Gedung Putih

Bachmann Mundur, Suara Dukung Romney Memguat

Jumat, 06 Januari 2012 – 03:03 WIB

DES MOINES - Berbekal kemenangan tipis terhadap  Senator Rick Santorum dalam pemilihan perdana calon presiden (capres) Republik di Iowa (Kaukus Iowa) Selasa lalu (3/1), Mitt Romney bersiap menuju New Hampshire untuk mempersiapkan primary. Romney pun dapat bekal.

Rabu sore waktu AS (4/1) atau kemarin pagi WIB (5/1), mantan capres Republik Senator John McCain memberikan dukungan langsung kepada mantan gubernur Massachusetts tersebut.

Dalam primary New Hampshire pada 2008, McCain sukses mengalahkan Romney dan kemudian melenggang sebagai capres Partai Republik. Namun, politikus senior itu akhirnya kalah dari calon Partai Demokrat Barack Obama yang menjadi presiden.

Kali ini, McCain kembali ke New Hampshire mendukung pencalonan Romney. Dia yakin dukungan warga New Hampshire akan membuat politikus asal Detroit, Michigan, itu mendominasi konvensi partai.

"Warga New Hampshire punya peluang besar untuk membuat Mitt Romney unggul pada 10 Januari nanti," kata tokoh 75 tahun itu dalam jumpa pers bersama Romney.

McCain menjelaskan, jika Romney sukses menang besar dalam primary New Hampshire, dia pasti akan menjadi capres Republik. Dia juga yakin Romney akan menjadi penantang Obama dalam pilpres pada 6 November nanti.

"Setelah primary New Hampshire pada 10 Januari dan South Carolina pada 21 Januari, bursa capres Republik yang sesungguhnya akan dimulai. Dari sini momentum terbaik akan bermula," kata McCain.

Rencananya, dia akan mendukung Romney dalam kampanye di South Carolina pekan depan. Selain itu, dia akan mengajak Nikki Haley, gubernur perempuan pertama di Amerika Serikat (AS).

Namun, dua primary penting itu pun tak akan lepas dari persaingan yang ketat. Romney akan kembali berhadapan dengan Santorum yang kalah delapan suara darinya dalam Kaukus Iowa. Mantan Ketua DPR AS Newt Gingrich pun akan kembali bersaing.

Sedangkan Michele Bachmann, 55, memilih menarik diri dari bursa capres Republik. Anggota DPR (House of Representative) dari Minnesota itu memutuskan mundur dari pencalonan setelah gagal meraih simpati massa di Iowa.  Dalam Kaukus Iowa lalu, dia hanya berada di posisi enam dengan 6.073 (lima persen) suara.

"Tadi malam (Selasa malam, Red), warga Iowa telah menentukan sikap mereka dengan jelas dan saya memilih untuk mundur," kata perempuan pertama dari Republik yang mewakili negara bagian di Kongres AS tersebut Rabu lalu. Kendati demikian, Bachmann berjanji akan terus memberikan dukungan kepada capres Republik agar bisa mengalahkan Obama.

Sementara itu, massa Republik mulai menentukan pilihan mereka. Dalam survei terbaru yang dirilis kemarin, terungkap bahwa hanya 16 persen yang belum menentukan pilihan. Sebagian besar, tampaknya, mulai memberikan dukungan kepada Romney. Terutama, mereka yang semula tercatat sebagai pendukung fanatik McCain.

"Kini, saya punya target lebih besar. Saya memiliki tanggung jawab lebih besar. Tapi, saya yakin saya mampu mengatasi semuanya," tegas Romney.

Sejumlah pengamat politik AS yakin, politikus sekaligus pebisnis 64 tahun itu akan menjadi kandidat Republik yang paling tangguh. Sejauh ini, dia tercatat sebagai kandidat yang paling siap secara finansial.

Selasa lalu, Romney menjadi kandidat pertama yang memasang iklan di stasiun televisi. Iklan politik yang dikemas apik secara audio visual itu bakal ditayangkan di New Hampshire, South Carolina, dan Florida. Semuanya akan tayang menjelang jadwal perhelatan primary sampai akhir Januari nanti.

Persiapan Romney menuju pilpres dipandang sebagai bentuk kesiapan Republik. Bahkan, CNN meramalkan bahwa tahun ini menjadi tahun paling berpeluang bagi Republik untuk merebut Gedung Putih dan mengambil alih kendali pemerintahan dari Partai Demokrat. Dibandingkan dengan fakta sama sekitar tiga dekade lalu, Romney punya persiapan lebih matang ketimbang Ronald Reagan ketika menantang Jimmy Carter.

Kabarnya, Demokrat pun mulai khawatir dengan potensi kemenangan telak Romney di New Hampshire. Sebab, jika itu yang terjadi, Obama akan memiliki pesaing tangguh. Pasalnya, Romney memiliki latar belakang ekonomi yang jauh lebih baik ketimbang Obama. Nilai lebih Romney yang kebetulan menjadi kelemahan Obama itu berpotensi mendongkrak perolehan suara Republik. (AP/AFP/RTR/CNN/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Iran Ancam Kapal AS, Teluk Makin Tegang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler