Republik Burung Hantu

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 11 November 2022 – 18:35 WIB
Politikus Partai Demokrat (PD) Andi Arief. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Burung hantu, dalam bahasa latin disebut aves dan dalam bahasa Inggris disebut owl, termasuk golongan burung buas karnivora, pemakan daging.

Burung ini termasuk jenis hewan malam atau nokturnal. 

BACA JUGA: Hasto PDIP: Burung Hantunya Jangan-jangan Mereka Juga

Spesies burung ini tersebar di seluruh dunia dan ada ratusan jenis.

Di Indonesia, burung hantu termasuk spesies yang dilindungi, tetapi di berbagai pasar burung jenis ini banyak diperjualbelikan.

BACA JUGA: Bahas Koalisi Perubahan, Andi Arief Singgung Soal Burung Hantu

Bentuk dan namanya menyeramkan, karena itu burung ini dijadikan lambang bencana dan kemalangan.

Akan tetapi, di dunia barat burung hantu dijadikan simbol kebijaksanaan, karena itu burung ini dijadikan simbol pendidikan.

BACA JUGA: Perbarui Logo, Flala Pilih Burung Hantu Jadi Ikon Interaksi Sosial Tanpa Batas

Di Indonesia juga banyak yang menjadikan burung hantu sebagai simbol pendidikan. Padahal, hewan ini tidak termasuk jenis yang cerdas.

Politikus Partai Demokrat Andi Arief menganggap burung hantu sebagai personifikasi politisi jahat yang bertindak sebagai predator.

Ketika Jumat (10/11) Koalisi Perubahan—Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS—batal melakukan deklarasi, Andi Arief menyinggung kemungkinan munculnya politisi burung hantu yang berusaha memisahkan 3 partai itu.

"Hanya burung hantu yang bisa memisahkan koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS," ungkap politikus Demokrat Andi Arief di akun Twitternya.

Siapakah sosok burung hantu yang disebut Andi Arief? Ia tidak menjelaskan lebih terperinci.

Dalam kesempatan yang berbeda, Andi Arief mengungkapkan sejumlah petunjuk mengenai sosok burung hantu tersebut.

"Burung hantu, burung yang bekerjanya malam dan buas. Hanya itu yang bisa memisahkan koalisi perubahan dan perbaikan," kata Andi.

Ketika ditanya lebih spesifik, Andi Arief  menjawab, "Biasanya yang mengerti spesial di hutan. Yang biasa bekerja dalam gelap".

Apakah Andi memberi isyarat bahwa burung hantu itu akan membawa kematian bagi Koalisi Perubahan? Belum tahu.

Di beberapa tempat di Indonesia, burung hantu pembawa pratanda maut, karena itu dinamakan burung hantu.

Di Jawa, burung ini disebut ‘’dares’’ atau manuk dares yang tidak berkonotasi dengan maut. Orang Manado menyebutnya manguni, karena itu ada LSM yang menamai dirinya ‘’Laskar Manguni’’.

Kalau sinyalemen Andi Arief benar, maka Koalisi Perubahan harus waspada.

Burung hantu punya kelebihan yang tidak dipunyai hewan lain.

Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping.

Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang.

Dengan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan wajah burung hantu menyeramkan.

Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 360 derajat ke belakang.

Burung ini juga bisa beroperasi dalam senyap dan bisa melakukan silent flight, tidak mengeluarkan suara dari kepakan sayapnya saat terbang.

Kemampuan meredam suara ketika terbang ini karena sayap dan bulunya bergerigi layaknya sisir.

Bentuk bulu inilah yang membuat burung hantu nyaris tak terdengar suara kepakan sayapnya saat terbang.

Kelebihan bulu burung hantu yang bergerigi juga membantu mereka saat berburu.

Karena nyaris tidak terdengar suara, mangsa pun tidak menyadari ancaman dari burung hantu.

Hal ini menjadi salah satu kelebihan burung hantu karena pergerakannya menjadi tidak terdeteksi dan melindunginya dari incaran dan sergapan predator.

Selain tidak mengeluarkan suara saat terbang, burung hantu juga memiliki cakar yang tajam pada kedua kakinya.

Senjata ini menjadi andalan untuk berburu mangsa malam hari.

Menanggapi batalnya deklarasi Koalisi Perubahan pada 10 November, politikus PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Mardani Ali Sera mengatakan bahwa koalisi masih mencari format yang paling tepat sebelum melakukan deklarasi.

Mardani menengarai ada kekuatan oligarki besar yang sedang bermain untuk memengaruhi koalisi.

Mardani tidak merujuk oligarki itu sebagai si burung hantu.

Akan tetapi, ia mengingatkan agar Koalisi Perubahan jangan sampai tergadai oleh manuver oligarki dan bandar politik besar.

Sekali tergadai, kata Mardani, selamanya akan kehilangan independensi.

Menanggapi isu burung hantu, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menyatakan, selama ini partainya tidak pernah merasakan adanya gangguan dari luar koalisi.

Menurut dia, bertahan atau tidaknya sebuah koalisi tidak bisa ditentukan dari faktor eksternal.

Dan, di internal koalisi, komunikasi yang terbangun antara Nasdem dengan Demokrat dan PKS sejauh ini lancar dan tak ada masalah.

Mungkin sinyalemen burung hantu dari Andi Arief harus dilihat sisi positifnya seperti gambaran burung hantu dalam tradisi barat.

Dalam budaya Barat, burung hantu dikaitkan dengan kecerdasan dan kearifan.

Karena itu, muncul animasi burung hantu yang mengenakan kacamata, toga, atau mencengkeram buku, dalam beragam desain populer.

Gambar burung hantu yang bijaksana, secara historis muncul dalam mitologi Yunani. 

Dewi kebijaksanaan Yunani bernama Athena sering digambarkan memiliki burung hantu yang bertengger di bahunya.

Burung hantu pun dikaitkan dengan pendidikan, kecerdasan, dan sihir. Burung itu dianggap memiliki cahaya batin yang memungkinkan mereka melihat menembus kegelapan. 

Akan tetapi, beberapa abad berikutnya, burung hantu justru dianggap sebagai peringatan kekalahan oleh prajurit Romawi.

Teriakan hewan ini dipercaya merupakan pertanda kematian.

Dalam mitologi Hindu, burung hantu dikaitkan dengan pertanda buruk karena dianggap sebagai simbol korupsi terhadap kekayaan.

Burung hantu juga menandakan kebodohan dan kemalangan dalam kepercayaan ini.

Sebagai politikus, Andi Arief memang sering melempar metafora untuk menarik perhatian publik.

Kali ini, isu burung hantu yang dilempar Andi, setidaknya, bisa menyadarkan publik, bahwa sosok burung hantu bisa saja muncul membajak demokrasi di Indonesia.

Pemilu Presiden 2024 disebut-sebut akan menjadi ajang palagan antara kekuatan demokrasi melawan kekuatan oligarki yang ingin membajak demokrasi.

Kalau kekuatan oligarki menang, maka bisa jadi Indonesia akan dikuasai politisi burung hantu, dan Indonesia terancam akan menjadi Republik Burung Hantu. (**)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler