Republik Celeng

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 22 Oktober 2021 – 21:48 WIB
Ilustrasi. Foto: Menahem Kahana/AFP - The Times of Israel

jpnn.com - Alkisah, pada suatu malam di Peternakan Manor milik Pak Tua Jones ada seekor celeng tua bernama Major yang tengah mengumpulkan rekan-rekannya sesama celeng dan hewan-hewan penghuni peternakan.

Si celeng tua menceritakan mimpinya mengenai sebuah kehidupan yang lebih baik. Selama peternakan dikuasai oleh Pak Tua, hidup warga binatang sangat menderita karena kepemimpinan Pak Tua yang otoriter.

BACA JUGA: Tanggapi Banteng Vs Celeng, Satyo Sebut PDIP Rugi, Ada Frasa Dua Matahari

Pak Major menyampaikan permenungannya yang sangat filosofis mengenai kehidupan binatang yang terkekang tanpa kebebasan di peternakan.

Ia bercerita mengenai perenungannya tentang sifat kehidupan binatang.

BACA JUGA: Celeng Vs Banteng, Baliho Melawan Medsos, Mana yang Menang?

Perihal hidup mereka yang supersengsara dan penuh perbudakan. Mereka hanya diberi makan untuk menjaga napas mereka, lalu dipaksa kerja keras, dan ketika tidak berguna mereka disembelih dengan cara yang keji.

Dalam orasinya yang sangat menyentuh, Celeng Tua Major mengatakan:

BACA JUGA: Banteng Vs Celeng, PDIP Mau Usung Puan tetapi Tunggu Legitimasi?

"Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengonsumsi tanpa menghasilkan. Ia tidak mengeluarkan susu, tidak bertelur, dan ia terlalu lemah menarik bajak, ia tidak bisa lari cepat untuk menangkap terwelu. Namun, ia penguasa atas semua binatang. Tenaga kita diperas untuk membajak sawah, kotoran kita diolah untuk menyuburkan tanah. Namun, tak satu pun dari kita memiliki hak atas tanah peternakan yang luas ini."

Si Celeng Tua mengingatkan semua warga peternakan untuk memperkuat solidaritas. Dalam komunikasi sehari-hari ia menginstruksikan semua warga binatang saling memanggil dengan sebutan "Kamerad" yang berarti sobat, teman, atau rekan.

Setelah sekian lama hidup di bawah tirani manusia yang otoriter, Pak Major menyampaikan gagasannya bahwa suatu saat warga binatang harus melakukan pemberontakan untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan Pak Jones.

Warga binatang akan menciptakan pemerintahan yang dikuasai oleh warga binatang untuk kemakmuran dan kesejahteraan warga binatang sendiri.

Setelah sekian lama melakukan indoktrinasi ideologi terhadap warga binatang, muncul kesadaran untuk membebaskan diri. Para warga binatang mempersiapkan pemberontakan dengan rapi.

Tak lama, pemberontakan pun benar-benar terjadi. Dua celeng cerdas muncul sebagai pemimpin, Snowball dan Napoleon, dan berhasil mengusir Pak Tua Jones dari peternakan.

Nama peternakan Manor Farm pun diubah menjadi ‘’Republik Binatang’’ dengan dua celeng itu bertindak sebagai pemimpin dan wakil pemimpin.

Para binatang mengatur hidupnya sendiri dan menetapkan undang-undang sendiri. Mereka menetapkan ideologi negara yang disebut sebagai ‘’Binatangisme’’ yang mengatur kehidupan ‘’prikebinatangan’’.

Dari prinsip Binatangisme itu Snowball dan Napoleon kemudian merumuskan dasar negara yang terdiri dari tujuh butir ‘’Sapta Sila’’ yang menjadi dasar pemerintahannya.

Tujuh dasar itu adalah:

Apa pun yang berjalan dengan dua kaki adalah musuh;

Apa pun yang berjalan dengan empat kaki dan bersayap adalah teman;

Tak seekor binatang pun boleh mengenakan pakaian;

Tak seekor binatang pun boleh tidur di ranjang;

Tak seekor binatang pun boleh minum alkohol;

Tak seekor binatang pun boleh membunuh binatang lain;

Semua binatang adalah setara.

Celeng-celeng yang lebih kompak dan cerdas kemudian menjadi elite politik baru. Snowball dan Napoleon yang semula kompak mulai saling berebut pengaruh. Dualisme kepemimpinan Snowball dan Napoleon mulai mengalami benturan-benturan.

Masing-masing kubu berusaha saling menggulingkan. Hingga akhirnya, dengan strategi yang terencana dan politik adu domba, Napoleon berhasil menjadi pemimpin tertinggi di peternakan dan menyingkirkan Snowball.

Seiring berjalannya waktu para celeng menjadi warga elite yang banyak mendapatkan privilese dan keistimewaan dibanding binatang lainnya. Para celeng mendapatkan jatah lebih banyak dan lebih baik dalam pembagian susu dan apel, bahkan makanan dan minuman itu akhirnya hanya boleh dikonsumsi para celeng.

Para elite celeng berdalih bahwa keistimewaan itu dilakukan untuk menjaga kesehatan para celeng, karena merekalah yang selama ini bekerja keras mengerahkan pikiran mengelola manajemen dan organisasi peternakan.

Para warga binatang tak berani mendebat, karena secara para celeng sangat jago berdebat dan sangat canggih melakukan 'bully' siapa saja yang berani melawan.

Napoleon makin mabuk kekuasaan makin bertindak otoriter. Warga binatang makin dieksploitasi seperti budak, padahal jatah makanan makin berkurang. Kekecewaan warga binatang makin tinggi, tetapi mereka tidak bisa berbuat banyak karena Napoleon tidak segan-segan memenjarakan dan bahkan membunuh.

Prinsip dalam Sapta Sila sudah banyak yang dilanggar. Larangan untuk membunuh sudah sangat sering dilanggar.

Salah satunya terjadi pertumpahan darah sesama binatang. Para binatang yang bersekongkol dengan Snowball atau yang melakukan protes dibantai habis.

Warga binatang yang melihat pembantaian dan kekejaman itu tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak tahu mana yang lebih mengejutkan, pengkhianatan dari binatang-binatang yang telah bersekongkol dengan Snowball atau hukuman kejam yang baru mereka saksikan.

Pada masa lalu mereka sering melihat adegan pertumpahan darah yang juga mengerikan, tetapi bagi mereka semua kelihatannya yang sekarang terjadi di antara mereka sendiri jauh lebih buruk.

Pak Tua Jones memang otoriter, tetapi apa yang dilakukan oleh Napoleon ternyata lebih buruk dari yang dilakukan Pak Tua.

Napoleon yang mabuk kekuasaan makin bertindak otoriter. Dia sangat terobsesi membangun proyek-proyek infrastruktur yang megah meskipun sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh warga. Proyek-proyek mercusuar ini membuat warga binatang menderita.

Salah satunya adalah proyek kincir angin raksasa yang sangat dibanggakan oleh Napoleon.

Proyek kincir angin telah membuat para binatang bekerja seperti budak, sementara kesejahteraan makin merosot.

Kehidupan yang mewah dan penuh kenyamanan mulai memabukkan Napoleon dan para celeng kameradnya. Para celeng sudah berubah menjadi warga negara elite, kesenjangan kesejahteraan makin melebar. Napoleon sudah mengingkari janji mereka akan kesetaraan semua binatang.

Para celeng tidur di kasur, minum susu, dan makan telur dengan kedok sebagai kompensasi atas pekerjaan pimpinan yang sangat berat, padahal pada awal pemberontakan mereka menolak gaya hidup seperti manusia yang hedonis dan penuh kemunafikan dan penuh eksploitasi terhadap warga binatang.

Para warga binatang bekerja siang malam untuk kenikmatan golongan celeng. Mereka dijejali dengan propaganda akan perjuangan bersama dan rasa saling mengisi.

Mereka sampai lupa bahwa kesengsaraan mereka saat ini tidak jauh berbeda dari sebelum revolusi terjadi, tetapi mereka diyakinkan oleh pemimpin celeng bahwa inilah kebebasan yang telah mereka perjuangkan, dan kehidupan ini adalah yang terbaik yang pernah mereka miliki.

Para celeng mengendalikan Republik Celeng layaknya manusia yang sebelumnya menjajah para binatang. Cara-cara yang dilakukan Pak Tua Jones diterapkan oleh Napoleon dengan lebih canggih.

Orde Napoleon yang awalnya disebut sebagai orde revolusi ternyata berubah menjadi neo-orde Pak Tua Jones.

Tingkah para elite celeng tidak ada bedanya dengan manusia. Para celeng mengenakan mantel dan celana kulit ketat. Berjalan dengan dua kaki berkeliling melihat pekerjaan yang ada di peternakan selayaknya mandor.

Dan tak aneh lagi jika Napoleon berjalan-jalan di kebun dengan sebatang pipa di mulutnya, dan para celeng bersantai di rumah yang nyaman dengan gelas-gelas dipenuhi alkohol.

Para warga binatang terkejut ketika suatu pagi pengumuman Tujuh Sila ditembok dihapus, dan diganti dengan Eka Sila, ‘’‘’Semua binatang setara, tetapi beberapa binatang lebih setara dibanding lainnya’’. (*)

Kisah ini diadaptasi dari novel ‘’Animal Farm’’ oleh George Orwell, terbit pertama pada 1945

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler