jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdjiat mengajak perempuan bergerak bersama melahirkan terobosan sesuai konteks dan peluang yang ada untuk menjawab tantangan di masa kini dan mendatang.
"Kita membutuhkan langkah besar untuk sebuah lompatan besar demi memperjuangkan hak-hak perempuan agar setara. Bercermin dari sejarah, perempuan telah melakukan langkah besar melalui ide dan kerja nyata," kata Lestari saat membuka secara daring acara LEAP Virtual SUMMIT 2020, Kamis (17/12).
BACA JUGA: Selamat Hari Ibu, Ini ada Pesan dari Mbak Rerie untuk Perempuan Indonesia
Menurut Lestari, hal yang sangat membanggakan pada pandemi Covid-19 dewasa ini adalah secara nyata kalangan perempuan telah menunjukkan peran serta yang signifikan. S
Sosok yang karib disapa Rerie itu menjelaskan setidaknya ada tujuh perempuan kepala negara yang dipuji karena mengelola pandemi Covid-19 dengan baik.
BACA JUGA: Mbak Rerie Dukung Pengangkatan Guru Honorer jadi PPPK, Atasi Kekurangan Pengajar di Tanah Air
Rerie menyebutkan ketujuh perempuan itu adalah Mette Frederiksen (Denmark), Kartin Jakobsdottir (Islandia) Sanna Marin (Finlandia), Angela Merkel (Jerman), Jacinda Ardern (New Zealand), Erna Solberf (Norwegia) dan Tsai Ing-wen (Taiwan).
Ia menambahkan walaupun semua negara masih berhadapan dengan wabah, ketujuh pemimpin perempuan itu mampu menekan angka kematian karena Covid 19 di negaranya masing-masing. "Kata dan tindakan para pemimpin perempuan itu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakatnya," ungkap legislator Partai NasDem itu.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat Ajak Generasi Muda Persiapkan Diri Menghadapi Persaingan
Menurut Rerie, memperhatikan beragam peran perempuan di Indonesia dalam menghadapi dinamika dan tantangan zaman, negeri ini juga sarat dengan perempuan yang membawa perubahan.
Dia menjelaskan antara lain Ratu Shima di Kerajaan Kalingga yang mengagumkan dengan pemerintahan terbuka, mengadopsi sistem pertanian dan menjadikan Kalingga bersinar emas penuh kejayaan.
Kemudian Ratu Kalinyamat (Retna Kencana) dari Jepara, Puteri Sultan Trenggono yang berhasil membangun armada laut terkuat yang mampu melawan kolonialisasi Portugis.
Selanjutnya Keumalahayati, perempuan dari Kesultanan Aceh. Mendapat gelar Laksamana saat memimpin 2000 pasukan Inong Balee (janda para pahlawan) dan membunuh Cornelis de Houtman.
"Perempuan Indonesia di setiap masa menorehkan sejarah, leadership legacy (warisan kepemimpinan) yang tak hanya mengagumnya tetapi juga menginspirasi," ujar Rerie.
Karena itu, Rerie menegaskan bahwa memberi ruang bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk bergerak, menjadi pemimpin dan melakukan perubahan, adalah potensi bangsa yang harus terus diwujudkan. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy