Resah soal Regenerasi Petani, PKS Resmikan Sekolah Tani Ternak Nelayan

Selasa, 28 Desember 2021 – 21:45 WIB
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (28/12). Humas DPP PKS

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu meresmikan Sekolah Sekolah Tani Ternak Nelayan (ST2N) di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (28/12).

Peresmian dilakukan menyusul keresahan PKS terhadap regenerasi petani, peternak, dan nelayan.

BACA JUGA: Bulog Serap 1,2 Juta Ton Beras Petani, Tak Perlu Impor, Stok Aman

Eks Wakil Wali Kota Bekasi itu mengatakan bahwa data LIPI menunjukkan pada 2065 petani Indonesia akan hilang. 

LIPI menyebut hanya delapan persen dari total petani yang berusia 20-30 tahun. Di sisi lain, ada 33,4 juta petani berusia di atas 50 tahun.

BACA JUGA: Petani di Australia Mencoba Kemungkinan Pembangkit Listrik dari Pohon

"Pemuda tampak semakin tidak tertarik dengan sektor pertanian dan peternakan karena dipersepsikan tidak memberikan harapan dan kesejahteraan yang memadai bagi mereka," kata Syaikhu dalam keterangan persnya, Selasa (28/12).

Legislator Komisi I DPR RI itu menyebut seharusnya ada kebersamaan menyikapi rendahnya anak muda masuk ke sektor pertanian hingga peternakan.

BACA JUGA: Prodi Teknik Informatika Universitas Yarsi Latih Petani Ikan Hias Berorientasi Ekspor

"Harus ada kebersamaan, tidak bisa berjalan jika kebijakan pemerintah pusat tidak berpihak ke petani," papar Syaikhu. 

Dia mengatakan pemerintah ke depan perlu memberikan kesejahteraan bagi rakyat utamanya memajukan para petani, peternak, dan nelayan

Terlebih lagi, kata legislator Daerah Pemilihan VII Jawa Barat itu, kebutuhan pangan di tanah air terus meningkat dan sebagian masih mengandalkan impor. 

Dia kemudian menyinggung hampir 60 persen kebutuhan daging nasional berasal dari impor. Produksi petani di sisi lain, makin jauh tertinggal dan harganya saat panen terjun bebas. 

"Selama pandemi, ada sekitar 3 juta petani baru, tetapi kesejahteraan petani lokal kita masih jadi tanda tanya," ungkap Syaikhu. (ast/jpnn)


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler