Resesi Jepang dan Inggris Bisa jadi Peluang untuk Indonesia, Begini Analisisnya

Rabu, 21 Februari 2024 – 07:03 WIB
Ekonomi Indonesia dinilai memiliki peluang untuk tumbuh di tengah resesi yang terjadi di Jepang dan Inggris. Ilustrasi/foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia dinilai memiliki peluang untuk tumbuh di tengah resesi yang terjadi di Jepang dan Inggris.

“Tentu kan tahun depan sendiri kita harapkan pertumbuhannya itu lebih baik. Kalau hari ini 5,05 persen, tahun depan siapa tau 5,5 persen. Ketika banyak negara resesi, tetapi sebenarnya itu ada kesempatan buat Indonesia tumbuh. Tinggal bisa enggak kita,” ucap Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara groundbreaking pembangunan Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Central Business District (CBD) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, Selasa (20/2).

BACA JUGA: Strategi Pengamanan Resesi Ekonomi, Kemenparerkraf Geber Kolaborasi Antarlembaga

Menurut Erick, Indonesia harus menciptakan pasar yang lebih ramah terhadap investor guna menumbuhkan ekonomi. Upaya tersebut dibarengi dengan konsolidasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mempermudah perizinan investasi guna membuka sebesar-besarnya pintu penanaman modal, sehingga sektor swasta dan BUMN bisa mendorong sektor ekonomi bertumbuh.

Selain itu, TNI dan Polri diharapkan dapat menjaga keamanan dalam rangka memastikan kelancaran penanaman modal ke dalam negeri.

BACA JUGA: Sebegini Peluang Resesi Ekonomi Indonesia di Mata Bos BRI, Catat!

“Jadi, ketika misalnya Inggris ada resesi, Jepang ada resesi, ya justru itulah opportunity ketika negara lain ekonominya melambat, kita mempercepat pertumbuhannya. Nah, tinggal konteksnya, bisa enggak kita terus memperbaiki diri supaya tadi lebih market frendly kepada investor,” ungkap dia.

Dia pun akan melakukan berbagai kolaborasi menyeluruh antara BUMN dengan sektor privat.

Sebab, menjadi kunci guna menumbuhkan ekonomi Indonesia.

Erick menilai jika melihat industri perbankan di dalam negeri, lima bank terbesar berasal dari sektor privat yang terdiri dari Bank Panin, Bank Permata, CIMB Niaga, OCBC, dan BCA. Adapun lima lainnya berasal dari BUMN, yaitu Bank Mandiri, BRI, BTN, BSI, dan BNI.

“Itulah realita sebuah persaingan yang sehat. BUMN ataupun swasta (tidak) memonopoli, tetapi perimbangan dari persaingan yang sehat itu yang harus ditumbuhkan,” ujar Erick.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler