Reshuffle Kabinet, Empat Menteri Diganti

Selasa, 28 Juni 2016 – 10:27 WIB
Najib Razak. Foto: AFP

jpnn.com - KUALA LUMPUR - Bagi-bagi jabatan akhirnya terjadi. Kabinet di-reshuffle untuk memperkuat aliansi dengan partai-partai yang berkuasa.

Kemarin (27/6), kabinet yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak berganti wajah. Najib me-reshuffle sejumlah menteri. Mereka diganti dengan sosok-sosok baru dari partai-partai yang mendukungnya. Dalam pemilu di berbagai daerah beberapa waktu lalu, partai yang digawangi Najib, yaitu United Malays National Organisation (UMNO), memang menang besar.

BACA JUGA: Wow... Tante Wen Tetap Cantik dan Berbodi Dahsyat di Usia Setengah Abad

"Reshuffle ini akan meningkatkan kemampuan pemerintah untuk melaksanakan program-program pembangunan seperti yang pernah dijanjikan,’’ tegas suami Rosmah Mansor tersebut. 

Najib kali terakhir mengadakan reshuffle kabinet pada Juli 2015. Saat itu, menteri-menteri yang mengkritiknya atas skandal 1MDB langsung dicopot dari jabatannya. Secara keseluruhan, dalam reshuffle kali ini Najib telah menunjuk empat menteri baru dan enam wakil menteri.

BACA JUGA: Tragis! Gadis Peraih Nilai UN Tertinggi Dijebloskan ke Penjara

Di antaranya legislator Abdul Rahman Dahlan, 50, yang ditunjuk sebagai menteri perencanaan perekonomian serta Noah Omar yang merupakan mantan pemimpin UMNO ditunjuk sebagai menteri kesejahteraan perkotaan, perumahan, dan pemerintah lokal. Selain itu, ada pemimpin Malaysian People’s Movement Party Mah Siew Keong yang ditunjuk sebagai menteri industri perkebunan dan komoditas.

"Saya rasa Najib memperkuat basis kekuasaannya dengan menempatkan loyalisnya di posisi kunci yang fokus pada pertumbuhan ekonomi,’’ ujar pemimpin Poling Independen Merdeka Center Ibrahim Suffian.

BACA JUGA: Miris..Hanya di Bulan Puasa, Korban Perang Gaza bisa Makan Enak

Para pengamat lain menilai reshuffle yang dilakukan Najib itu bukan hanya masalah peningkatan performa dan penguatan koalisi. Tapi juga sebagai pertanda bahwa Najib bakal memajukan pemilu. Sebab, saat ini Partai UMNO mendapatkan momentum dengan kemenangan berturut-turut di berbagai daerah. 

Skandal 1MDB yang membelit Najib, tampaknya, tidak mengurangi kepercayaan rakyat terhadap UMNO. Terutama penduduk di daerah-daerah yang selama ini menjadi basis suara UMNO.

Sumber di internal UMNO mengungkapkan kepada kantor berita Reuters bahwa hasil yang sangat memuaskan dalam pemilu di Negara Bagian Sarawak Mei lalu menjadi patokan Najib untuk memutuskan kapan dirinya menggelar pemilu nasional. Jika sesuai dengan jadwal, pemilu digelar pada 2018. Namun, sumber tersebut menegaskan bahwa Najib akan menggelarnya pada pertengahan 2017.

Sementara itu, legislator dari Pan-Malaysian Islamic Party Mahfuz Omar menyatakan, pergantian menteri itu merupakan demonstrasi Najib atas kekuatan yang dimiliki. Kemenangan UMNO memang membuat Najib berada di atas angin. Terlebih, di pihak lain saat ini koalisi partai-partai oposisi tengah terbelah. Salah satunya disebabkan RUU Hudud yang diajukan Partai PAS beberapa waktu lalu.

"Najib saat ini dalam posisi yang kuat. Saya rasa, dengan dukungan kemenangan luar biasa dari pemilu lokal baru-baru ini, dia mungkin bakal melakukan pemilu antara Maret atau Mei 2017,’’ terang Mahfuz.

Dengan hasil pemilu lokal yang gemilang, Najib berhasil mematahkan tudingan dari mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad. Yaitu, skandal yang membelit Najib bakal membuat UMNO terpuruk. Para pengamat juga memperkirakan peluang UMNO menang dalam pemilu nasional mendatang tetap besar. (afp/reuters/sha/c19/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Militer Filipina Deteksi Keberadaan 7 Sandera WNI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler