Resmi Hadir, Penabulu Shop Punya Visi Sosial Berkelanjutan

Rabu, 18 Desember 2024 – 06:57 WIB
Yayasan Penabulu memperkenalkan inisiatif baru 'Penabulu Shop' dengan visi menggabungkan gaya hidup berkelanjutan dan upaya sosial. Foto: dok Penabulu

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Penabulu memperkenalkan inisiatif baru 'Penabulu Shop' dengan visi menggabungkan gaya hidup berkelanjutan dan upaya sosial.

Direktur Program Yayasan Penabulu Esti Nuringdyah menyatakan bahwa Penabulu Shop menjadi thrift shop berkelanjutan pertama di Indonesia yang memiliki misi sosial pengentasan kemiskinan.

BACA JUGA: Peksos Berperan Strategis Wujudkan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yang Profesional

Seperti diketahui, BPS mencatat Indonesia masih menghadapi angka kemiskinan 25,9 juta pada Juni 2024.

"Seluruh hasil penjualan, akan disalurkan ke program-program pengentasan kemiskinan berdasarkan isu-isu strategis, seperti lingkungan dan perubahan iklim, pemberdayaan desa, kesehatan masyarakat, keadilan transformasi digital, serta kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat," jelas Esti dikutip, Rabu (18/12).

BACA JUGA: Sambut Nataru, ASDP Sosialisasi Pembelian Tiket Feri via Online Ferizy di Car Free Day

Pada soft launching yang digelar di Mula by Galeri Jakarta, Cilandak Town Square (CITOS), Penabulu Shop menekankan pentingnya kontribusi masyarakat dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi komunitas.

"Konsep ini terinspirasi oleh kesuksesan lebih dari 600 Oxfam Shop di Inggris yang telah membantu mengentaskan kemiskinan dengan memperkuat komunitas lokal dan mempromosikan keadilan sosial," ucap Esti.

Elvera N. Makki, Pengamat Tren Komunikasi Berkelanjutan menyampaikan tren berbelanja pakaian preloved di negara-negara maju cenderung meningkat di sepanjang 2018-2023, yaitu di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, dan Spanyol.

Survei dari Statista Consumer Insights ini dilakukan terhadap 2000-10.000 responden usia 18-64 tahun, dimana peningkatan tertinggi terjadi di Inggris sebesar delapan persen.

"Tak heran, Oxfam Shop di sana pun berhasil baik," katanya.

Elvera menjelaskan untuk mendorong masyarakat kita menyukai thrifting, banyak ide dan inisiatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hidup berbasis ramah lingkungan.

"Esensinya, setiap barang-barang yang kita miliki memiliki cerita dan memori khusus," ungkapnya.

Elvera menilai dengan thrift shop, cerita itu dapat berlanjut, karena tidak berhenti saat terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dimana dibutuhkan hingga 200 tahun untuk mengurai tekstil di TPA.

"Dengan thrifting di Penabulu Shop, tidak hanya mengurangi limbah, memelihara bumi, dan membuka peluang ekonomi baru, tetapi kita juga menjadi bagian dari pengentasan kemiskinan di Indonesia," ujar Elvera.

Acara peluncuran Penabulu Shop didukung oleh penggiat keberlanjutan, antara lain Suzy Hutomo, CEO The Body Shop, juga figur publik, yaitu musisi Mytha Lestari , pemain film Indah Permata Sari, dan penulis novel Fira Basuki.

Hadir juga Budiman Sudjatmiko, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), RI sebagai keynote speaker.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler