SURABAYA - Polrestabes Surabaya serius menangani kasus penganiayaan wasit Teguh Caesar yang dilakukan pemain tim bola basket putra PapuaKemarin (26/7) sejumlah saksi diminta keterangan oleh unit Kejahatan Umum (Jatanum) Satreskrim Polrestabes
BACA JUGA: Inilah Susunan Sementara Kepengurusan PSSI
Mereka yang dipanggil di antaranya wasit, panitia pertandingan dan suporter"Semua kami mintai keterangan dengan kapasitas sebagai saksi," jelas Kanit Jatanum Iptu Yunus Saputra mendampingi Kasatreskrim AKBP Indarto
BACA JUGA: Messi Absen Lawan United
Menurut Yunus, dari keterangan beberapa orang saksi itu polisi langsung menetapkan tersangka dalam kasus iniBACA JUGA: Akan Bersihkan Wasit-wasit Nakal
"Dia kami tetapkan sebagai tersangka dan kami tahan," ujar alumnus Akpol 2005 ituYunus mengatakan tidak menutup kemungkinan tersangka dalam kasus ini bakal bertambahSebab dari keterangan sejumlah saksi, aksi pemukulan itu tidak dilakukan oleh satu orang saja.
Kasus penganiayaan terhadap wasit Teguh Caesar itu terjadi pada Kamis (21/7) laluKetika itu, tim putra Papua melawan Sulawesi Utara (Sulut) pada pra-PON bola basket wilayah C di GOR Kertajaya, Surabaya
Dalam laga tersebut tim basket Papua kalah oleh Sulut dengan skor 50-70Tidak puas timnya kalah, para pemain, ofisial, dan suporter tim Papua lantas menghajar wasit Teguh yang berlisensi A itu.
Nah, salah satu yang menjadi saksi dalam pemeriksaan di Polrestabes Surabaya kemarin adalah Dwi Cahyo KartikoPada pertandingan Papua versus Sulut tersebut, Cahyo termasuk salah satu wasit di lapangan"Ya, saya memang dipanggil Polrestabes Surabaya dengan status saksi," kata Cahyo
Wasit berlisensi FIBA itu diminta menerangkan apa yang terjadi di lapanganPria yang juga dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA) itu mengaku ditanyai selama 1,5 jam oleh polisiYakni pukul 16.00 hingga 17.30 WIB"Pokoknya saya menjawab apa yang saya ketahuiSaya berusaha kooperatif dengan pihak polisi," tutur Cahyo.
Cahyo berharap penyelidikan yang dilakukan polisi berhasil memberi sanksi tegas kepada pelaku pemukulanNamun, bagi Cahyo, nilai yang terpenting dari kasus itu yakni memberikan efek jera pada pebola basket Indonesiaagar menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas di dalam atau luar lapangan
Di sisi lain, Sekum Perbasi Papua Yan Aragae menyesalkan insiden pemukulan yang melibatkan pemain Papua atas nama Irvan Sineri"Kami sangat berharap kasus ini menjadi pembelajaran yang baik untuk semuanya," ucap Yan kemarin
Menurut Yan saat menjalani pemeriksaan di Polrestabes, anak asuhnya itu mengalami tekanan batin yang luar biasaKarena itu, Yan terus mengusahakan mediasi dengan berbagai pihakMulai dari pihak panpel, lalu pihak korban Teguh Caesar, pihak kepolisiaan atau pun pihak PP Perbasi"Saya berkomitmen untuk membantu sekuat saya menyelesaikan masalah ini," ujar Yan
Terkait langkah tegas aparat keamanan kepada pemain Papua Irvan Sineri, beberapa ofisial menyatakan jalur itu sudah pada hukumnya"Jelas dong, apa pun alasannya penganiayaan terhadap wasit itu tak dibenarkanKalau Perbasi tak bisa memberikan hukuman tegas, biar pihak polisi saja yang melakukan," ujar manajer tim basket putri Jakarta Rifki Antolyon
Rifki juga berujar PP Perbasi salah kaprah dalam memberikan pembelaan kepada tim PapuaMenurut berita acara yang dibuat pengawas pertandingan antara Sulut versus Papua, wasit Teguh berlari keluar lapangan karena ada indikasi ofisial, pemain, dan suporter akan melakukan tindakan berlebihan
"Kalau Pak Agus (Agus Mauro, sekjen PP Perbasi, red.) bilang kejadian itu di luar lapangan, maka mengacu berita acara jelas Pak Agus salah besar," kata IrfanKarena itulah hukuman diskualifikasi terhadap tim putra Papua dari babak Pra PON sudah seharusnya diberikan(dra/gun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Semua Pemain Timnas Siap Tempur
Redaktur : Tim Redaksi