jpnn.com - Saat putrinya, Ivanka, meresmikan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jerusalem, Presiden Donald Trump memberikan pidato sambutan via rekaman video.
Tokoh 71 tahun itu menyebut perdamaian sebagai harapan terbesarnya di balik peresmian kedubes di lokasi baru tersebut.
BACA JUGA: Jurus Balik Kucing
’’AS tetap memegang teguh komitmen untuk ikut mewujudkan kesepakatan damai permanen (Israel-Palestina),’’ ujar Trump dalam rekaman pidatonya sebagaimana dilansir BBC kemarin (15/5).
Kata-kata penguasa Gedung Putih itu menuai aplaus mereka yang menyaksikan langsung peresmian Kedubes AS di Jerusalem pada Senin (14/5). Tetapi, Palestina dan sebagian penduduk internasional mencibir Trump dan pidatonya tersebut.
BACA JUGA: AS Resmikan Kedubes di Yerusalem, Gaza Banjir Darah
Ilan Goldenberg, mantan pejabat Pentagon yang juga pernah menjadi petinggi di Departemen Luar Negeri AS, adalah salah seorang yang mencibir.
’’Jika biasanya kita berperan sebagai petugas pemadam kebakaran di Timur Tengah, kini sebaliknya. Sekarang ini kita berperan sebagai penyulut api yang memicu kebakaran,’’ papar pria yang kini menjadi pengamat Timur Tengah di Center for a New American Security tersebut.
BACA JUGA: Israeliasi Mengancam Warga Palestina di Yerusalem
Dalam wawancara dengan Associated Press kemarin, Goldenberg menyatakan bahwa keputusan Trump untuk memindahkan Kedubes AS ke Jerusalem adalah kesalahan besar.
Sebab, lewat kebijakan tersebut, AS sama saja telah mengubur harapan masyarakat Israel dan Palestina untuk hidup berdampingan dengan damai. Apalagi, sejak Trump mendeklarasikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel, Palestina ngambek.
Akhir tahun lalu, Palestina memutus seluruh rantai diplomatiknya dengan AS. Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas juga menolak terlibat dalam segala bentuk perundingan damai Israel-Palestina yang diprakarsai AS.
Sebab, dengan mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan kemudian memindahkan kedubes dari Tel Aviv ke Jerusalem, AS telah mengakhiri kenetralannya.
’’AS bukan lagi mitra atau perantara damai Israel-Palestina. Kami tidak sudi lagi duduk di meja perundingan bersama mereka. Mereka sudah memilih untuk menjadi bagian dari masalah, bukan bagian dari solusi,’’ papar Saeb Erekat, juru runding damai Palestina, dalam jumpa pers kemarin.
Hal yang sama dipaparkan Khalil Shikaki, ketua Palestinian Center for Policy and Survey Research. Menurut dia, keberpihakan AS terhadap Israel adalah pengkhianatan terhadap upaya damai dua negara.
’’Setelah semua yang terjadi ini, sangat sulit melihat kejujuran dan kesungguhan AS dalam kasus Israel-Palestina,’’ tandasnya. (hep/c14/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem, Israel Waswas
Redaktur & Reporter : Adil