Resmikan Smelter Tembaga, Jokowi: Kebutuhan Produk Harus Bergantung pada Indonesia

Senin, 23 September 2024 – 19:06 WIB
Presiden Joko Widodo saat meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral Internasional Tbk., yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, pada Senin (23/9). Foto: Biro Pers Istana

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT. Amman Mineral Internasional Tbk., di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, pada Senin (23/9).

Presiden Jokowi mengatakan peresmian itu menjadi langkah penting dalam hilirisasi industri tembaga Indonesia.

BACA JUGA: KPK Rampungkan Analisis Laporan Gratifikasi Kaesang bin Jokowi, Apa Hasilnya?

Menurut dia, pemerintah berupaya meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam dengan mengolahnya di dalam negeri.

Jokowi juga menyoroti pentingnya peralihan struktur ekonomi Indonesia, dari yang selama ini bergantung pada konsumsi domestik menuju ekonomi yang bertumpu pada produksi.

BACA JUGA: Gegara Jokowi, Menag Yaqut Mangkir Agenda Bareng DPR Lagi

"GDP ekonomi kita 56 persen itu bertumpu pada konsumsi domestik. Ini yang harus diubah,” ucap Jokowi seperti dikutip dalam rilis Biro Pers Istana.

“Saya gembira pada hari ini sebagai pemilik cadangan tembaga masuk dalam 7 besar dunia, kita telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga," lanjutnya.

BACA JUGA: Jokowi & SBY Sepakat Memberi Dukungan Penuh kepada Pemerintahan Prabowo Subianto

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan cadangan tembaga terbesar di dunia, kini memasuki fase baru dengan pengoperasian smelter PT. Amman Mineral Internasional Tbk.

Dia menekankan bahwa Indonesia tidak lagi mengekspor bahan mentah, melainkan mengolahnya untuk menghasilkan produk-produk siap pakai seperti katoda tembaga, kabel, hingga foil tembaga.

"Kita juga ingin kebutuhan produk-produk tembaga dunia itu ke depan bergantung pada negara kita, Indonesia," tutur Jokowi.

Smelter tembaga yang merupakan hasil investasi senilai Rp 21 triliun tersebut menggunakan teknologi canggih, untuk menghasilkan katoda tembaga sebagai produk utama.

Selain 220 ribu ton katoda tembaga, smelter juga akan menghasilkan 18 ton emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat setiap tahun.

“Bayangkan kalau selamanya hanya diekspor dalam bentuk konsentrat mentahan, nilai tambahnya tidak berada di kita, nilai tambahnya berada di negara-negara yang memiliki smelter,” kata dia.

Alumnus Universitas Gadjah Mada itu pun berharap pengoperasian smelter tersebut dapat memberikan efek berganda bagi masyarakat sekitar, khususnya dalam hal pembukaan lapangan kerja.

"Dan yang mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya adalah rakyat di NTB dan rakyat di seluruh Indonesia," tutur Jokowi. (mcr4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Terima Kunjungan SBY di Istana Merdeka


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler