Resolusi untuk Konflik Rusia-Ukraina di IPU Bali Sesuai Semangat Perdamaian Diusung RI

Selasa, 22 Maret 2022 – 12:55 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pidato sebagai Ketua Majelis dalam Sidang Umum IPU ke–144 yang berlangsung di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Senin (21/3). Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, NUSA DUA - Ketua DPR RI Puan Maharani merespons positif proposal usulan delegasi Selandia Baru mengenai resolusi konflik Rusia-Ukraina.

Menurut Puan, usulan Selandia Baru tersebut pada prinsipnya sama seperti semangat perdamaian yang diusung Indonesia.

BACA JUGA: Rapat Komite IPU, Parlemen Indonesia Soroti Peran Penting TIK Selama Masa Pandemi

Proposal emergency item dari Selandia Baru tersebut mendapat suara paling banyak dalam voting delegasi-delegasi IPU yang digelar di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Senin (21/3) malam.

Emergency item sendiri merupakan usulan agenda baru yang dianggap mendesak dan sangat penting untuk dibahas di sidang IPU, tetapi tidak tercantum dalam agenda yang ditetapkan sebelumnya.

BACA JUGA: BKSAP Siap Bawa Masukan Peserta Lomba Orasi Bintang Orator ke Sidang IPU

“Majelis ke-144 IPU dilaksanakan di tengah situasi konflik antara Rusia dan Ukraina, sehingga semua usulan emergency item yang masuk terkait dengan perang yang terjadi di Ukraina,” kata Puan.

Indonesia juga mengajukan proposal emergency item serupa.

BACA JUGA: BKSAP Dorong IPU ke-144 di Bali jadi Momentum Perkuat Kerja Sama Bilateral

Namun usulan Selandia Baru mendapat lebih banyak suara dari delegasi IPU.

Usulan dari Selandia Baru masuk setelah usulan dari Indonesia ke majelis sidang, tepatnya di detik-detik terakhir tenggat waktu pengajuan usulan.

Dalam usulan emergency item ini, Indonesia mencoba menawarkan alternatif melalui pendekatan jalan tengah.

Indonesia sekali lagi mengingatkan dunia bahwa IPU dibangun di atas landasan dialog dan diplomasi parlemen, sehingga dalam menangani konflik ini pendekatan diplomasi dengan melibatkan parlemen harus dikedepankan.

"Aspek humanitarian juga menjadi salah satu fokus. Penanganan konflik harus mengedepankan keselamatan masyarakat sipil, terutama perempuan dan anak-anak,” jelas Puan .

Dalam pengajuan emergency item, Selandia Baru menyampaikan bahwa narasi usulan mereka merupakan kombinasi antara dua usulan yang masuk sebelumnya.

Delegasi Selandia Baru dalam argumennya mengatakan mengadopsi beberapa poin usulan yang dikemukakan Indonesia.

Dalam naskah yang dibagikan ke delegasi Majelis IPU ke-144 terdapat beberapa kesamaan dengan naskah usulan Indonesia, terutama mengenai humanitarian corridor dan aspek penanganan pengungsi lainnya akibat perang.

Dalam kesempatan penyampaian pandangan negara-negara, delegasi Afrika Selatan menyampaikan dukungan untuk Indonesia dan memandang usulan Indonesia lebih mudah diimplementasikan oleh parlemen.

IPU dalam hal ini harus memaksimalkan fungsi yang dimiliki sebagai saran mediasi dan dialog antarparlemen.

Draf usulan Selandia Baru pada prinsipnya menginginkan jalan dialog seperti usulan Indonesia, tetapi pertimbangannya memang lebih keras mengecam Rusia.

Proposal Indonesia tidak menunjukkan adanya kecaman terhadap salah satu pihak.

Puan mengatakan usulan dari Indonesia membawa dinamika di sidang IPU.

“Usulan Indonesia mampu memecah voting dan menghalangi adopsi secara aklamasi dari emergency item usulan Ukraina, yang dianggap sebagian pihak berat sebelah,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Ukraina sebelumnya juga mengajukan emergency item agar sidang IPU mengeluarkan resolusi untuk mengecam Rusia.

Namun Presiden Bureau of Women Parliamentarians yang berasal dari Ukraina L. Vasylenko melalui koneksi virtual menyatakan mencabut usulan itu dan memohon delegasi IPU mendukung usulan Selandia Baru.

“Secara prinsipil ini bukan tentang menang atau kalah voting. Kedua emergency item mengedepankan prinsip budaya damai, penghormatan hukum internasional, territorial intergrity dan aspek kemanusiaan sesuai semangat yang diusung Indonesia,” terang Puan.

Mantan Menko PMK menekankan yang utama bagi Majelis IPU ke-144 ini adalah perdamaian permanen yang dapat diterima kedua belah pihak.

Salah satu delegasi Indonesia yang hadir dalam voting di General Debate IPU, Irine Yusiana Roba Puteri mengatakan usulan emergency item dari Selandia Baru pada dasarnya sesuai dengan semangat Indonesia.

“Delegasi Selandia Baru saat menyampaikan pidato bahkan menyampaikan bahwa poin mereka mengenai building the culture of peace, integritas teritori dan penghormatan atas hukum internasional telah dengan jelas dan elegan
disampaikan Ibu Ketua DPR Puan Maharani,” kata Irine.

Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR itu mengatakan dalam beberapa forum IPU ke-144, Puan Maharani berkali-kali menekankan poin tersebut agar parlemen mempromosikan toleransi, dan dialog, serta menolak kekerasan.

Seusai pengambilan voting, rancangan emergency item yang disetujui akan dibahas di drafting committee.

Tugas dari drafting committee adalah untuk memformulasikan resolusi soal konflik Rusia-Ukraina yang ditelaah secara substantif maupun bahasa.

“Selanjutnya diajukan ke pleno untuk pengesahan,” pungkas Irine. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler