jpnn.com, JAKARTA - Organisasi sayap Partai Golkar Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), mendukung sepenuhnya 'Visi Indonesia' yang disampaikan presiden terpilih Joko Widodo saat pidato kemenangan di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Menurut Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI Erwin Ricardo Silalahi, visi yang disampaikan Jokowi tersebut sejalan dengan doktrin ideologis SOKSI, yaitu Panca Dharma Karyawanisme.
BACA JUGA: Ali Wongso: Jokowi dan Prabowo Beri Pendidikan Politik Luar Biasa
"Visi pemerintahan Jokowi merupakan implementasi dari Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) yang tak lain adalah sublimasi dari nilai-nilai luhur Pancasila yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan negara," ujar Erwin di hadapan pengurus Dewan Pimpinan Daerah SOKSI DKI Jakarta, Sabtu (20/7).
Erwin juga menyatakan SOKSI konsisten mendorong Golkar menjadi kekuatan utama dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, demi mewujudkan pembangunan nasional berlandaskan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
BACA JUGA: Ali Wongso Beber Alasan Airlangga Hartarto Paling Pantas Pimpin Golkar
BACA JUGA: Teks Lengkap Pidato Visi Indonesia Jokowi
Erwin menyatakan di Partai Golkar terdapat sejumlah kader mumpuni yang siap membantu presiden. Di antaranya Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, yang saat ini juga menjabat menteri perindustrian.
BACA JUGA: Ali Wongso: Lieus Sudah Tidak Ada Hubungan dengan SOKSI
Sementara itu terkait dinamika politik di tubuh Partai Golkar belakangan ini, Erwin menyatakan SOKSI sebagai ormas pendiri Golkar mendukung Airlangga unik dipilih kembali sebagai ketua umum.
"Kami tetap bersama Pak Airlangga dalam menyikapi dinamika Partai Golkar sampai ke arena munas," ucapnya.
Dukungan diberikan karena SOKSI menilai Airlangga memiliki rekam jejak yang baik selama memimpin Golkar. Selain itu, juga masuk kategori sebagai menteri yang berhasil mengangkat kinerja kementeriannya. Saya katakan Airlangga sangat pantas memimpin kembali Golkar untuk periode 2019-2024," katanya.
Erwin menyebut, tidak berlebihan jika nantinya Airlangga ditetapkan sebagai ketum Golkar kembali secara aklamasi.
"Voting dalam demokrasi bersifat niscaya. Namun, demokrasi Indonesia menyediakan tahapan sebelum voting, yakni musyawarah untuk mufakat. Jadi aklamasi adalah hasil akhir dari proses alamiah demokrasi ala Indonesia. Itu memiliki derajat yang juga tinggi yang lahir dari sebuah kesepakatan dan kemufakatan bersama secara kolektif," pungkas Erwin.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua Garda SOKSI Ajak Masyarakat Coblos Jokowi - KH Maruf Amin
Redaktur & Reporter : Ken Girsang