Respons Hasto PDIP untuk Tudingan Andi Arief kepada Bu Mega

Senin, 28 Oktober 2019 – 21:16 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan sekretaris jenderalnya, Hasto Kristiyanto di Jakarta, Kamis (26/4). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merespons politikus Partai Demokrat (PD) Andi Arief yang menuding Megawati Soekarnoputri berada di balik batalnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi menteri di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Hasto, penunjukan menteri bukanlah kewenangan Megawati, melainkan hak prerogatif presiden.

"Itu (penunjukan menteri, red) kan hak prerogatif presiden. Pak SBY (Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono, red) juga pernah jadi presiden, jadi Pak Andi Arief tahu," kata Hasto di sela seminar kepemudaan bertema Pemuda Berjati Diri Indonesia di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (28/10). 

BACA JUGA: Puan Maharani Tepis Tudingan Andi Arief soal Dendam Megawati pada SBY

BACA JUGA: AHY Urung Jadi Menteri di Kabinet Jokowi, Andi Arief Singgung Dendam Megawati

Menurut Hasto, pernyataan Jokowi yang mengaku tidak bisa mengakomodasi semua pihak dalam pembentukan kabinet menunjukkan kesederhanaan Presiden Ketujuh Ri itu dalam berpolitik. Hasto menyebut Presiden Jokowi menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin yang rendah hati.

BACA JUGA: Ada Jabatan Baru dari Pak SBY untuk Mas AHY di Demokrat

"Beliau menunjukkan presiden punya hak prerogatif, tetapi dalam hal menyusun tidak bisa kami lihat menyenangkan semua pihak," tutur Hasto. 

Meski demikian politikus asal Yogyakarta itu menegaskan bahwa tugas pemimpin bukan hanya menyenangkan setiap orang. Hasto lantas mengutip pernyataan pendiri Apple Steve Jobs bahwa pemimpin bukan penjual es krim yang menyenangkan semua orang.

"Pemimpin itu memegang tanggung jawab bagi kemajuan sehingga tolak ukurnya pada keputusan politik bisa dinikmati oleh bangsa dan juga kesediannya memikul tanggung jawab itu. Jadi bukan pada kemampuan menyenangkan semua pihak," jelas dia.

Sementara politikus PDIP Indra Kramadipa saat menjadi pembicara seminar itu mengatakan, seharusnya setiap pemuda punya mental untuk bangkit dan berkompetisi meraih kemenangan. Menurut dia, hal itu selaras dengan perayaan Hari Sumpah Pemuda.

"Saya suka anak muda yang lakukan kerja. Yang penting lakukan gerakan. Jangan diam, dipangku sama orang tua," kata Indra. 

Indra menginginkan pemida punya gerakan nyata terhadap kemajuan masyarakat. Menurutnya, harus meski terkadang dipandang urakan dalam berpenampilan tetap harus punya gerakan memajukan rakyat.

"Lebih baik seperti WS Rendra nakal. Sama tokoh Sumpah Pemuda Mohammad Yamin dan Amir Sjarifoeddin," tuturnya.(tan/jpnn)

Video pilihan :


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler