Respons Hasto Soal Pembakaran Bendera Partainya

Jumat, 26 Juni 2020 – 21:18 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebutkan, serangan kepada partainya punya tujuan yang lebih jauh, yakni mengganggu pemerintahan Joko Widodo.

"Untuk itu PDI Perjuangan menegaskan bahwa dialog dan musyawarah kita kedepankan, namun jangan uji kesabaran revolusioner kami," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (26/6).

BACA JUGA: Update Corona 26 Juni: Ada Kabar Baik dari Yogyakarta

Menurut dia, langkah pihaknya memproses hukum pembakaran bendera partai di depan Gedung DPR pada Rabu (24/6), didasari pengalaman Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Saya teringat ketika konsolidasi dilakukan paska peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996. Saat itu ada yang mengusulkan untuk melakukan perlawanan terhadap rezim. Namun Ibu Megawati Soekarnoputri mengambil langkah yang mengejutkan, yakni membentuk Tim Pembela Demokrasi dan melakukan gugatan di lebih dari 267 Kabupaten/Kota," ujarnya.

BACA JUGA: Update Corona 26 Juni: Jawa Timur Geser Jakarta

Dia menegaskan, saat itu ada yang memprotes langkah Megawati, namun dengan keyakinan yang dimiliki, langkah tersebut membuahkan hasil.

"Keyakinannya terbukti, seorang hakim yang bernama Tobing di Riau memenangkan gugatan PDI dan posko gotong royong berdiri spontan. Inilah cermin dukungan rakyat. Itulah esensi kekuatan moral," cerita Hasto.

BACA JUGA: Update Corona 26 Juni: Jumlah Pasien Positif Covid-19 di Bengkulu Bertambah

Menurut dia, seluruh anggota dan kader PDIP masih satu komando yaitu untuk menahan dan terus menjaga persatuan.

"Kami Nasionalis-Soekarnois yang selalu berjuang untuk bangsa dan negara. Kami dididik untuk mencintai negara ini lebih dari segalanya dan membangun persaudaraan sebagai saudara sebangsa dan setanah air, untuk Indonesia yang satu," tegas Hasto

Dia pun memberi contoh, bagaimana Megawati meminta agar tidak ada yang menghujat Presiden kedua RI Soeharto saat diturunkan, meskipun Soekarno pernah dipinggirkan.

"Bagi PDIP, politik itu menebar kebaikan, dan membangun optimisme. Prioritas utama kami saat ini adalah membantu rakyat akibat COVID-19," ujarnya. (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler