jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku, tidak bisa berbuat banyak terhadap mahasiwa yang ditahan dan meninggal saat demonstrasi.
Dia menyerahkan tanggung jawab kepada masing-masing rektor di mana mahasiswa itu kuliah.
BACA JUGA: Demo Dijaga Ketat TNI, Tak Ada Pelajar yang Berani Lempar Batu dan Ricuh di Slipi Petamburan
Meski begitu dia mengungkapkan akan membahasnya bersama kepolisian apa masalahnya hingga mahasiwa ditahan.
"Kalau mahasiswa ditahan itu kan kewenangan polisi. Kalau mereka ditangkap di dalam kampus, saya bisa bicara. Kalau di luar kampus kami tidak bisa melindungi," ujar Nasir usai rapat tertutup dengan para rektor dan pimpinan PTN se-Indonesia di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (30/9).
BACA JUGA: 6 Calon Perusuh Demo di Jakarta Ditangkap, Ada yang Umur 61 Tahun
Sedangkan kasus dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yang meninggal, menurut dia mahasiswa yang meninggal adalah aktivis organisasi ekstra kampus sehingga Kemenristekdikti tidak bisa berbuat lebih.
"Iya memang ada yang meninggal tapi itu kan aktivis mahasiswa, dia itu ikut organisasi IMM, HMI, PMII, atau lainnya. Nanti ini rektornya akan laporan kepada saya terhadap kasus tersebut," ujarnya.
BACA JUGA: Margarito: Presiden Jokowi Jangan Melihat Jumlah Massa Demo Mahasiswa
Namun, Nasir menegaskan, kalau ada korban jiwa harus ada penyelidikan. Kenapa terjadi kematian pada seseorang, penyebabnya apa, siapa yang salah.
"Saya sudah komunikasi (dengan Polri) tolong diselesaikan dengan jalur hukum yang benar," katanya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad