Respons Pedas Komisioner KPU atas Pernyataan Bambang Widjojanto Pengacara Prabowo - Sandiaga

Senin, 27 Mei 2019 – 20:25 WIB
Anggota KPU Pramono Ubaid Tantowi. Foto: MUHAMAD ALI/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi tidak terima dengan ucapan Ketua Tim Pengacara Prabowo - Sandiaga, Bambang Widjojanto yang menyebut Pemilu 2019 merupakan pesta demokrasi terburuk yang pernah diselenggarakan Indonesia. Menurut Pramono, ucapan BW, sapaan akrab Bambang Widjojanto, tidak didasari fakta dan data.

"Pernyataan Mas BW yang menyatakan bahwa Pemilu 2019 merupakan pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia merupakan pernyataan yang ahistoris, serta tidak didasarkan pada data dan argumen yang jelas," ucap Pramono kepada awak media, Senin (27/5) ini.

BACA JUGA: Banyak Cacat, Laporan Relawan IT Prabowo Ditolak Bawaslu

Pramono lantas membandingkan Pemilu saat ini dengan pesta demokrasi di era Orde Baru. Ketika era Orde Baru, Pemilu hanya diikuti oleh tiga partai.

Menurut dia, Pemilu pada era Orde Baru tidak mengenal capres penantang. Kemudian, seseorang yang berniat menjadi caleg, melalui proses penelitian khusus oleh aparat.

BACA JUGA: TKN Singgung Rekam Jejak BW, Fadli Zon: Tiap Orang Punya Kelemahan

"Penyelenggara pemilu juga tidak independen, karena di bawah Depdagri, sedangkan pengawas Pemilu di bawah kejaksaan. Kemudian, tidak boleh ada pemantau pemilu dan ada sekian jumlah kursi gratis di DPR, yang tidak dipilih dalam Pemilu, bagi TNI dan Polri," ucap dia.

BACA JUGA: PSI Minta Bambang Widjojanto Tidak Banyak Bersandiwara

BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Luhut Panjaitan soal Rencana Pertemuan Jokowi - Prabowo

Pemilu era Orde Baru itu, kata Pramono, berbanding terbalik dengan pesta demokrasi saat ini. Meski di sisi lain, dia sadar, pelaksanaan Pemilu 2019 masih memiliki beberapa kekurangan.

"Bagi saya, seberapa pun banyaknya masalah yang ada pada pemilu pascareformasi, termasuk Pemilu 2019, sudah bisa dipastikan masih jauh lebih baik dari pemilu selama Orde Baru," ungkap dia.

Sebelumnya, BW menyebut Pemilu 2019 ialah pesta demokrasi terburuk yang pernah diselenggarakan di Indonesia. BW membandingkan Pemilu 1955 dengan Pemilu 2019. Menurutnya, Pemilu paling demokratis justru terjadi di awal perang kemerdekaan, tahun 1959 saat Indonesia dipimpin Soekarno.

"Inilah Pemilu terburuk di Indonesia selama Indonesia pernah berdiri," kata BW di Jakarta Pusat, Jumat (24/5) kemarin. (mg10/jpnn)

Simak Video Pilihan Redaksi :

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pedagang Kopi Dijemput Polisi, Dibawa ke Istana Ketemu Jokowi


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler