jpnn.com, INTAN JAYA - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupatan Intan Jaya Yoakim Mujizau memberikan penjelasan terkait kecelakaan pesawat Rimbun Air pada Rabu (15/9/2021).
Menurut Yoakim, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya sebagai penyewa pesawat tersebut menyampaikan beberapa hal terutama untuk menghentikan berbagai spekulasi dan opini seperti berita yang beredar dari sumber tidak jelas terkait kecelakaan pesawat tersebut.
BACA JUGA: Info Terkini Terkait Pesawat Rimbun Air yang Hilang Kontak di Intan Jaya
“Pertama, kami tegaskan bahwa apa yang terjadi pada pesawat Rimbun Air adalah murni kecelakaan dan sementara ini sambil menunggu penelitian lebih lanjut dari pihak berwenang melalui pemeriksaan terhadap Kotak Hitam (Black Box), pesawat tersebut mengalami kecelakaan karena faktor cuaca ekstrim yang terjadi di Bandar Udara Bilogai saat pesawat hendak mendarat,” kata Yoakim dalam siaran pers, Jumat (17/9).
Menurut Yoakim, kondisi cuaca esktrim berupa awan gelap terjadi saat pesawat hendak mendarat dan saat itu di landasan bandar udara Bilogai terdapat satu buah pesawat yang tengah terparkir. Dengan kondisi itu, pilot memilih putar balik untuk memastikan kondisi pendaratan aman dan tampaknya begitu dia hendak kembali ingin mendarat masih dalam kondisi cuaca gelap.
BACA JUGA: Inilah Kronologi Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak di Intan Jaya
Dia menyebut pesawat menabrak gunung dan pohon lalu nyungsep ke tanah sehingga kondisi pesawat saat ditemukan, moncong pesawat tertanam cukup dalam di dalam tanah.
“Jadi, tidak benar dan ini kami tegaskan untuk tidak menduga atau bahkan membangun opini liar bahwa pesawat tersebut ditembak oleh TPN OPM. Ini sama sekali tidak benar. Kecelakaan pesawat ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan TPN-OPM,” kata Yoakim.
BACA JUGA: Laksamana Yudo Margono Perintahkan Jajaran TNI AL Menyasar Pelajar dan Mahasiswa
Kedua, Pemkab Intan Jaya menegaskan bahwa proses evakuasi yang memang sulit dilakukan karena hanya bisa tembus melalui jalur darat. Pertama kali dilakukan atas inisiatif masyarakat di bawah pimpinan Pastor Paroki Titigi Yance Yogi Pr dan anggota DPRD Intan Jaya Melianus Belau.
Ada pun Tim Kepolisian dan TNI tiba di lokasi setelahnya dan bersama masyarakat bahu-membahu membantu proses evakuasi korban.
“Kami tegaskan juga bahwa tidak benar opini liar yang berkembang seakan-akan proses evakuasi berlangsung dramatis karena daerah jatuhnya pesawat merupakan daerah yang dikuasai TPN-OPM. Ini semua tidak benar. Justru masyarakat Bersama TNI-Polri bekerja sama dengan baik atas nama kemanusiaan untuk membantu secara sukarela proses evakuasi ini,” ujar Yoakim.
Ketiga, Pemka Intan Jaya kembali ingin menyampaikan bahwa kejadian ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan TPN-OPM. Termasuk opini yang berkembang bahwa pesawat tersebut membawa bahan makanan untuk prajurit TNI Yonif 501/BY.
Faktanya, kata Yoakim, pesawat tersebut dipakai oleh Pemda Intan Jaya untuk mengangkut bahan bangunan berupa semen, Triplek, besi, dan bahan makanan untuk masyarakat dalam rangka pembangunan oleh Dinas PU Kabupaten Intan Jaya.
“Oleh karena itu, kami meminta para pihak yang menyebarkan opini-opini liar atau hoaks tersebut untuk setop menyebarkan berita-berita tersebut,” tegas Yoakim.
Menurut Yoakim, opini-opini tersebut hanya akan menggiring citra yang tidak baik bagi daerah Intan Jaya seakan-akan menjadi daerah konflik yang justru menimbulkan keresahan bagi masyarakatnya.
Dia menegaskan Intan Jaya saat ini dalam kondisi sangat kondusif. Oleh karena itu, dia meminta pihak-pihak yang memanfaatkan peristiwa jatuhnya pesawat ini agar berhenti menyebarkan hoaks.
Keempat, Pemkab Intan Jaya tentu menyampaikan dukacita bagi keluarga korban yaitu pilot, copilot dan satu orang mekanik yang meninggal dunia dalam kecelakaan ini.
“Kemarin pagi tadi jenasah sudah diterbangkan ke Timika untuk selanjutnya oleh pihak Rimbun Air diterbangkan ke Jakarta dan Kalimantan,” ujar Yoakim yang juga Ketua Tim Mediasi Konflik Penegakan Hukum di Wilayah Hukum Intan Jaya.(fri/jpnnn)
Redaktur & Reporter : Friederich