jpnn.com, MEDAN - Dua maskapai yakni Garuda Indonesia dan Malindo Air resmi menutup rute penerbangan dari Jakarta ke Bandara Sisingamangaraja XII, Silangit, Tapanuli Utara, Sumut.
Ini jelas mengundang keprihatinan sejumlah kalangan. Apalagi, Silangit dianggap sebagai salah satu pintu gerbang menuju kawasan wisata Danau Toba.
BACA JUGA: Rini dan Darmin Bantah Pernyataan Prabowo
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Muchlis Nasution berharap, maskapai komersil lainnya tidak ikut-ikutan mengambil kebijakan serupa, sebab dapat merugikan perekonomian masyarakat Sumut.
“Jelas kita menyayangkan (penutupan penerbangan ke Silangit). Tapi bagaimanapun perusahaan airlines itu ‘kan punya hitungan bisnis berbeda atau ada pertimbangan lainnya,” kata Muchlis Nasution kepada Sumut Pos, Senin (14/1).
BACA JUGA: Garuda Indonesia Sesuaikan Harga Tiket
Apalagi bicara sektor pariwisata, menurutnya sangat disayangkan dampak dari penutupan rute penerbangan Jakarta-Silangit dan Malaysia-Silangit (pulang-pergi) oleh kedua maskapai tersebut.
Namun Muchlis mengaku, penutupan penerbangan ke Silangit oleh Garuda Indonesia dan Malindo Air perlu memerhatikan banyak aspek dukungan. Salah satunya soal pengembangan atas sebuah kawasan yaitu kemudahan akses menuju lokasi destinasi serta sarana dan prasarana didalamnya.
BACA JUGA: Kiat Garuda Indonesia Wujudkan Laba Rp 1 Triliun
“Harapan kita karena kawasan Danau Toba menjadi salah satu prioritas bapak presiden yang harus dikembangkan, jangan ada lagi maskapai yang tidak ada rute ke Silangit. Cukuplah dua maskapai itu saja, jangan lagi yang lain ikut-ikutan. Kalau yang lain masih ada (buka rute penerbangan ke Silangit), tentu menjadi kesempatan Sumut. Mungkin saja Garuda bukan pasarnya di sana. Tapi pasarnya Lions dan Sriwijaya,” katanya.
Dia menyebut, pilihan paling mudah bagi wisatawan menuju destinasi wisata adalah melalui jalur udara. Pihaknya mencatat, sekitar 60 sampai 65 persen wisatawan menggunakan perjalanan udara untuk mencapai lokasi wisata. Sisanya baru memakai jalur darat dan laut.
“Jadi dengan mudahnya ke situ, kita bisa buat banyak pilihan. Objek wisata Danau Toba juga menurut kami sudah banyak dibenahi oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, Kemenpar maupun Kementerian PUPR. Seperti di daerah Hutaginjang dan lainnya saya pikir sudah ditata itu,” katanya seraya mengaku, secara resmi belum ada pemberitahuan dari dua perusahaan maskapai itu soal penutupan rute ke Silangit.
“Ya, belum ada. Tapi saya baca di media karena faktor penumpang ke sana tidak memenuhi ekspektasi mereka, maka akhirnya mereka tutup penerbangan ke Silangit,” pungkasnya.
Dishub Sumut mengakui, sejauh ini belum ada pemberitahuan resmi dari pihak maskapai yang dikabarkan sudah menutup penerbangan ke Silangit. “Belum, belum ada disampaikan ke kita tembusannya. Biasanya itu langsung koordinasinya ke pusat (Kemenhub),” kata Kabid Perkeretaapian dan Pengembangan Dishub Sumut, Agustinus Panjaitan.
Semestinya, kata dia, kalau dari awal pembukaan rute penerbangan ke sana diumumkan secara resmi ke masyarakat, hal serupa juga harus dilakukan saat penutupan.
“Biasa ‘kan kalau pembukaan itu ada, rata-rata pun disampaikan ke pusat. Tapi seyogyanya kalau dia mengawali ada memberitahu, mengakhiri juga harusnya ada. Coba ditanyakan ke AP II atau pihak maskapainya sajalah,” katanya seraya menyebut kemungkinan penutupan rute ke Silangit akibat jumlah penumpang yang tidak sebanding.(prn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2019, Garuda Target Raup Laba Rp 1 Triliun, Caranya?
Redaktur & Reporter : Budi