jpnn.com, JAKARTA - Pengajar Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi merespons busana yang dikenakan Puan Maharani saat Rapat Paripurna DPR RI 16 Agustus 2021.
Menurut Ari, pakaian yang dikenakan Ketua DPR RI itu sebagai apresiasi kepada Propinsi Bali yang paling cepat mencapai target vaksinasi. Cakupan vaksinasi di Pulau Dewata tersebut kini di atas 90 persen.
BACA JUGA: Puan Berbusana Bundo Kanduang, Begini Sikap Masyarakat Minangkabau
“Makna busana Ibu Puan itu mengajak masyarakat Indonesia untuk mau divaksinasi, dan mempercepat vaksinasi seperti di Bali,” kata Ari dalam siaran pers pada Sabtu (21/8).
Ari mengatakan vaksinasi oleh pemerintah adalah salah satu hal yang terus diawasi Puan sebagai pimpinan lembaga DPR yang mempunyai fungsi checks and balances.
BACA JUGA: Puan Maharani Sebut 7 RUU Prioritas Masa Sidang I, Singgung Seleksi Guru PPPK 2021
“Kita tahu selama ini Puan memang konsen dengan ketersediaan vaksin, pemerataan vaksin, bahkan mendorong adanya vaksin untuk anak di bawah 12 tahun,” ujar Ari.
Ari menilai busana dengan sentuhan Bali yang elegan ini adalah simbol optimistis bagi kebangkitan wisata, budaya, dan ekonomi Pulau Dewata setelah mencapai target vaksinasi.
“Ibu Puan ingin menyampaikan bahwa setelah semua daerah mencapai target vaksinasi dan herd immunity, kita optimistis roda ekonomi yang menyejahterakan rakyat bisa berjalan lagi. Tidak cuma di Bali, tetapi semua penjuru negeri,” kata Ari.
Menurut Ari, makna pakaian yang dikenakan Presiden Joko Widodo dan Puan Maharani di acara Sidang Tahunan MPR dan Pidato Kenegaraan itu saling melengkapi di saat pandemi sekarang ini.
“Di balik makna simbolisasi baju dengan sentuhan budaya Indonesia yang dipakai ke dua tokoh ini menggambarkan rasa kebersamaan, keselarasan dan keterpaduan antara eksekutif dan legislatif dalam menangani pandemi Covid-19,” ujar Ari.
Indah dan Anggun
Pakar Busana Bali Anak Agung Ngurah Anom Mayun K Tenaya mengatakan pakaian yang dikenakan Ketua DPR RI Puan Maharani pada Rapat Paripurna DPR RI 16 Agustus 2021 tampak indah dan anggun.
“Perancang busana yang dikenakan Puan Maharani pada upacara kenegaraan 16 Agustus 2021 layak diacungi jempol, berani melakukan improvisasi, sehingga terkesan anggun bagi pemakainya,” ungkap Manyun.
Menurutnya, busana yang dikenakan politikus PDIP itu sebenarnya itu bukan Payas Agung. Karena di Bali, pakaian adat Payas Agung hanya boleh dikenakan saat pelaksanaan Upacara Manusa Yadnya Utama oleh kalangan tertentu.
"Yang dipakai Puan adalah busana modifikasi madya. Hasil modifikasi rias Bali, bukan pakaian adat,” ujarnya.
Akademisi Prodi Fashion dari Institut Seni Indonesia Denpasar tersebut menjelaskan, keberadaan pakaian Bali sangat erat kaitannya dengan budaya tata cara upacara di Bali.
"Punahnya kain-kain asli Bali akibat dari budaya masyarakat sendiri seperti penyederhanaan upacara, yang biasanya menggunakan kain-kain sakral, akhirnya ditiadakan," papar Mayun.
Mayun yang kini sedang menempuh S3 dan meneliti berbagai jenis kain khas Bali itu mengapresiasi sentuhan budaya Indonesia dalam pakaian yang dikenakan oleh Presiden Joko Widodo, Puan Maharani dan pejabat lainnya dalam acara kenegaraan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich