Puan Berbusana Bundo Kanduang, Begini Sikap Masyarakat Minangkabau

Selasa, 17 Agustus 2021 – 22:29 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani memakai baju adat dari Sumbar untuk mengikuti Upacara Peringatan HUT Ke-76 Republik Indonesia (RI) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (17/8/2021). ANTARA/HandOut/pras

jpnn.com, PADANG - Masyarakat Sumatra Barat menyoroti langkah Ketua DPR RI Puan Maharani mengenakan busana adat Bundo Kanduang asal Lintau, Tanah Darat, Sumbar.

Menurut Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, masyarakat Minangkabau merasa bangga akan hal tersebut.

BACA JUGA: 6 Helikopter TNI AU Terbang Rendah di Atas RSD Wisma Atlet, Ini Tujuannya

Puan memakai busana Bundo Kanduang saat menghadiri upacara peringatan detik-detik proklamasi HUT Ke-76 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Selasa (17/8).

Dalam acara itu, cucu proklamator Bung Karno tersebut didaulat membacakan teks Proklamasi.

BACA JUGA: Pembahasan RUU Perlindungan PRT Sudah Mandek 17 Tahun

"Kami melihatnya juga bangga sebagai masyarakat Minangkabau."

"Masyarakat Sumatra Barat melihat Ketua DPR RI mengenakan pakaian Minangkau dalam upacara yang sangat besar, upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia," ujar Audy dalam keterangan tertulis.

BACA JUGA: Ibu Tua Pedagang Kopi ini Akhirnya Bisa Masuk Gedung Negara Grahadi

Audy menyatakan kebanggaannya atas pilihan Puan mengenakan baju adat khas Minang.

Menurut dia, Puan terlihat anggun mengenakan baju tersebut.

"Kami pikir ini adalah pilihan beliau sendiri mengenakan baju Minangkabau," kata Audy.

Menurut Audy, Puan memang memiliki darah Minang karena nenek Puan dari ayahnya, Taufiq Kiemas, merupakan wanita asli Tanah Datar, Sumbar.

"Tentunya kami bangga karena Minangkabau kan matriarkat, turunan dari wanita. Karena ibunya Pak Taufiq Kiemas adalah orang Minang, artinya memang Ibu Puan adalah keturunan Minangkabau," ucapnya.

Pada upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan di Istana Merdeka, Puan memakai busana Bundo Kanduang berwarna krem, merah, dan emas.

Busana adat yang biasa disebut juga dengan Limpapeh Rumah Nan Gadang itu merupakan busana yang biasa dipakai oleh wanita Minang di Sumatra Barat.

Biasanya, pakaian adat ini dipakai oleh seorang wanita yang telah dewasa atau yang telah menikah.

Busana Bundo Kanduang dilengkapi dengan Tingkuluak Balenggek, penutup kepala yang berasal dari Lintau, Tanah Datar.

Oleh wanita Minang, busana Bundo Kanduang biasa dipakai pada acara adat seperti pernikahan, pengangkatan datuk, dan lainnya.

Makna busana ini merupakan simbol dari pentingnya peran seorang ibu dalam sebuah keluarga.

"Negeri yang merdeka ini tidak hanya harus berdaulat secara politik dan berdikari secara ekonomi, tetapi juga berkepribadian dalam budayanya," pungkas Puan sebelumnya mengutip Trisakti Bung Karno.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler