jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Dr. Urbanus Ola Hurek mengingatkan agar para pengurus, kader dan simpatisan Partai Demokrat NTT untuk lebih dewasa menyikapi dinamika politik dalam pemilihan Ketua DPD PD yang baru saja berlangsung.
“Dalam kontestasi politik internal ini, wajar jika tensi meninggi dan muncul sejumlah ketidakpuasan. Wajar orang kecewa ketika harapannya tidak terpenuhi,” kata Dr. Urbanus, Selasa (4/1/2022).
BACA JUGA: Musda Demokrat NTT Tetapkan Dua Calon Ketua, Jefry: Jaga Kekompakan
Urbanus menilai para pengurus, kader dan simpatisan Demokrat cukup dewasa untuk menyikapinya.
“Saya dapat informasi prosesnya (pemilihan) cukup demokratis dan terbuka. Ada Musda, serta ada Fit and Proper Test sebelum pengambilan keputusan,” ujar Wakil Dekan FISIP Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang ini.
BACA JUGA: Leo Lelo: Hormati Keputusan AHY Soal Pemilihan Ketua DPD PD NTT
Urbanus mengingatkan bahwa mekanisme seperti ini tidak selalu terjadi di parpol-parpol yang lain.
“Ada parpol-parpol yang Ketua DPD-nya langsung ditunjuk atau diberhentikan oleh Ketum, tanpa mekanisme Musda, apalagi Fit and Proper Test seperti yang kita lihat di Partai Demokrat ini. Ada juga yang sikut-sikutan dengan politik uang atau saling mengadukan ke penegak hukum," paparnya.
BACA JUGA: Hasil Survei: Ganjar dan Prabowo Bersaing Ketat, AHY, Puan, Airlangga Telak
Oleh karena itu, menurut Urbanus proses pemilihan Ketua DPD NTT sudah mengikuti asas-asas demokrasi serta AD/ART maupun aturan-aturan organisasi dalam Partai Demokrat.
Dia melihat Ketum AHY selalu bertindak cermat dan terukur. Lihat saja bagaimana ia selalu berbicara dengan teratur, jelas dan terstruktur, mencerminkan pola pikir yang tertib dan rapih, bukan tipikal pribadi yang main tabrak aturan.
Dr. Urbanus menganalisa lebih jauh, "Elektabilitas pribadinya yang terus naik dalam dua tahun belakangan ini, menunjukkan publik suka dan percaya pada AHY. Kita lihat saja dalam survei-survei elektabilitas, Ketum AHY selalu konsisten berada pada urutan kedua di antara Ketum-ketum parpol lainnya.
“Ingat, yang punya parpol adalah yang memegang tiket. Di sisi lain, keberhasilan AHY membawa Demokrat keluar dari krisis akibat upaya kudeta oleh pihak eksternal partai, menunjukkan kepemimpinannya efektif, solid dan dapat diterima para kader," ujar Urbanus.
Pengamat politik muda ini mengingatkan dari tahun 2014 ke 2019 ada penurunan perolehan suara maupun kursi Demokrat di NTT. Jadi, Demokrat NTT harus segera rekonsiliasi dan meneruskan kerja-kerja politik Jeriko, Ketua DPD sebelumnya.
"Ada pak Benny K Harman di DPR pusat, ada pak Jefri Riwu Kore (Jeriko) sebagai Wali Kota Kupang, belum lagi para anggota Dewan provinsi dan kabupaten/ kota yang proaktif memperjuangkan harapan rakyat NTT," kata Dr. Urbanus.
Urbanus menilai semua ini menjadi modal yang baik untuk terus membesarkan Partai Demokrat sebagai partai yang nasionalis-religius sekaligus memperjuangkan harapan rakyat NTT.
“Kecewa boleh, tetapi jangan berlama-lama. Sayang kalau energi dan sumber daya partai ini tersedot pada kekecewaan yang dibawa berlarut-larut,” ujar Urbanus.
Urbanus mengingatkan Partai Demokrat mempunya slogan yang bagus 'Bersama Kita Kuat, Bersatu Kita Bangkit.'
“Saya kira slogan itu sangat relevan diaplikasikan pada saat ini," saran Dr. Urbanus.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich