Respons Romo Benny Soal Kelangkaan Minyak Goreng, Tajam Banget

Selasa, 22 Maret 2022 – 09:10 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo dalam dialog bertajuk Minyak Goreng Mahal Permainan Kartel? Seperti dikutip dalam di kanal Youtube RKN Media, Senin (21/3/2022). Foto: Tangkapan layar Youtube RKN Media

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengatakan kelangkaan minyak goreng terjadi karena kenaikan permintaan CPO yang dibarengi dengan permainan dari mafia dengan melakukan penimbunan, bahkan pengiriman ke luar negeri untuk dijual dengan harga yang lebih mahal.

“Hal ini terjadi karena kurangnya regulasi dalam mekanisme kebutuhan pasar dan juga kurangnya inovasi soal minyak alternatif selain minyak dari kelapa sawit,” ujar Romo Benny dalam dialog bertajuk Minyak Goreng Mahal Permainan Kartel? seperti dikutip dalam di kanal Youtube RKN Media, Senin (21/3/2022).

BACA JUGA: Kabar Gembira dari Mendag, Harga Minyak Goreng Bakal Turun, Kapan?

Benny pun menuturkan produk pokok seperti minyak seharusnya dikuasai oleh negara.

“Ini selaras dengan Pancasila. Negara memiliki otoritas untuk mengendalikan harga, bukan pasar. Jika pasar, (ini) menjadi liberal, bukan lagi Pancasila. Seharusnya tidak begitu, pasar tidak boleh mengendalikan; pasar harus tunduk pada regulasi,” tegas Benny.

BACA JUGA: Daftar Harga Minyak Goreng Hari Ini di Indomaret, Sabar Ya Bun

Perihal intervensi dan campur tangan pemerintah, Benny menilai pemerintah belum sepenuhnya maksimal melakukan tindakan-tindakan penyelamatan.

“Pak Presiden sudah berupaya dengan membentuk Badan Ketahanan Pangan serta turun ke lapangan. Problem kita saat ini adalah permintaan internasional terhadap CPO yang naik, tetapi kita gagal juga memetakan kebutuhan masyarakat Indonesia akan minyak ini,” katanya.

BACA JUGA: Peringatan Keras Kapolri Kepada Mafia Minyak Goreng: Pasti Kami Kejar

Oleh karena itu, menurut Benny, seharusnya punya kemampuan memetakan kebutuhan domestik, dan mendahulukannya dibandingkan permintaan dari internasional.

“Jutaan masyarakat bergantung akan keberadaan minyak ini; usaha gulung tikar dan ini menyengsarakan masyarakat kecil,” kata Romo Benny.

Benny pun kembali menuturkan akan pentingnya pengendalian negara terhadap pangan.

“Seharusnya ada proteksi dari negara dan pengendalian supaya tidak terjadi mafia penimbunan minyak. Industri yang terbukti melakukan penimbunan dapat diberikan sanksi; bahkan, izinnya bisa dicabut,” jelasnya.

Benny juga memberikan opini mengenai apa yang seharusnya dilakukan jajaran kementerian terkait dalam menghadapi hal ini.

“Langkah konkretnya, setelah instruksi Presiden ada, para menteri harus cepat dan tanggap. Politic will dibutuhkan agar bukan hanya retorika semata, tetapi dengan cekatan membuat minyak goreng melimpah di Indonesia,” tuturnya.

Benny pun mengakhir pandangannya dengan pernyataan bahwa pengendalian negara atas pangan adalah wujud dan cerminan pengamalan nilai Pancasila.

“Kembalikan ekonomi pada jiwa Pancasila, cabang produksi bagi hajat orang banyak dikuasai negara. Subsidi silang untuk minyak dapat diberlakukan serta pengawasan harus dilakukan. Jangan sampai minyak goreng untuk masyarakat diselewengkan,” kata Romo Benny.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler