jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam menilai materi tes wawasan kebangsaan (TWK) bagi pegawai KPK seharusnya berbicara tentang profesionalisme dan tidak menyinggung sisi agama.
"Kerja profesional, yakni memastikan tidak ada korupsi di semua penyelenggaraan negara," kata Anam melalui layanan pesan, Senin (10/4).
BACA JUGA: Bupati Nganjuk yang Kena OTT KPK Punya 32 Bidang Tanah di 11 Daerah, Kekayaannya?
Anam juga mengatakan TWK bagi pegawai KPK bisa berbicara tata kelola negara yang baik dengan dilandasi oleh kepentingan publik.
Sebab, katanya, TWK itu bukan ditujukan kepada orang yang baru terjun di dunia kerja. Namun, sasarannya adalah para pekerja dengan berbagai prestasi dalam pemberantasan rasuah.
BACA JUGA: Novel Baswedan Cs Disarankan Mengundurkan Diri dari KPK
"Oleh karena itu, seharusnya basis utamanya adalah menilai kerja-kerja mereka (pegawai KPK, red) sebagai poin utama seleksi dan poin utama nilai kebangsaan," ujar Anam.
Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo menceritakan pengalamannya saat mengikuti tes wawasan kebangsaan sebagai bagian dari proses alih status pegawai KPK menjadi ASN.
BACA JUGA: Penyidik Penangkap Bupati Nganjuk Termasuk yang Gagal TWK, Ini Reaksi Keras ICW
Yudi mengaku mendengar beberapa pertanyaan aneh dan membuat dirinya mengernyitkan dahi.
Misalnya, muncul pertanyaan dari pewawancara tentang pengucapan selamat hari raya kepada orang berbeda agama.
"Saya heran ketika ada pertanyaan ke saya tentang apakah saya mengucapkan selamat hari raya kepada umat beragama lain," tulis Yudi dalam keterangan persnya, Jumat (7/5). (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan