Retaknya SBY-Anas Pemicu Utama PD Terpuruk

Kamis, 21 Juni 2012 – 18:13 WIB

JAKARTA - Pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit menyatakan, terpuruknya popularitas Partai Demokrat (PD) ternyata tidak cukup efektif mendorong seluruh kader PD segera mengaca diri dan konsolidasi.

Dikatakan, jika hingga akhir 2012 kasus dugaan korupsi yang menyebut sejumlah elit Demokrat termasuk Ketua Umum PD Anas Urbaningrum belum tuntas, maka perolehan suara PD dalam Pemilu 2014 diperkirakan dibawah 10 persen.

"Survei mengungkap terjadi penurunan dukungan publik bagi Demokrat. Turunnya dukungan itu menunjukkan ada komunikasi dan image yang berubah di masyarakat. Persepsi publik sudah menganggap ada perselisihan antara Anas dan Ketua Umum Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Itulah yang berpengaruh tinggi terhadap penurunan citra PD," kata Sukardi Rinakit, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (21/6).

Jadi, lanjutnya, internal PD harus berkaca dan melakukan introspeksi diri untuk menyikapi hal itu. Kalau sampai September 2012 nanti soliditas PD tidak selesai, maka partai ini akan sulit menentukan arah. Untuk itu harus bisa diselesaikan secara politik agar PD aman dan suaranya akan stabil. “Kalau tidak, perolehan suara PD bisa dibawah 10 persen. Ini fakta politik yang harus segera direspon, jangan dibiarkan," saran Sukardi.

Menurut Sukardi, solusi sebenarnya sederhana saja, yaitu PD cukup melakukan konsolidasi internal disamping SBY harus mengambil sikap tegas secara politik.

"Sejauh SBY tidak turun-tangan, dan persoalan berkepanjangan, maka akan makin sulit bagi Demokrat. Jadi, yang akan menentukan adalah konsolidasi internal dan politik internal," ujar Sukardi.

Dikatakannya, kalau harus menunggu penyelesaian hukum, itu akan sangat berlarut-larut. "Belum tentu setelah Anas Urbaningrum dijadikan tersangka, suara Demokrat tetap 10 persen. Untuk itu, saya hitung 1,5 tahun sebelum pemilu 2014, yaitu September harus beres. Itu waktu pendek. Lewat dari itu maka akan makin sulit bagi Demokrat," imbuhnya.

Sebelumnya survei IndoBarometer yang dirilis Kamis (7/6) lalu, menunjukkan pemilih muda di bawah usia 30 tahun lebih memilih Partai Golkar. Setelah Golkar, ada PDI Perjuangan, Gerindra, disusul Demokrat. Survei itu dilakukan pada 8-19 Mei 2012 di 33 provinsi dengan responden 1.200 orang. Golkar di urutan pertama memperoleh 16,8 persen, PDI Perjuangan 13,7 persen, Gerindra 9,8 persen, dan Demokrat 4 persen.

Sementara survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) yang dirilis Rabu (6/6), diketahui elektabilitas Partai Gerindra berada di urutan ke-4 dengan perolehan suara 10,5 persen, Golkar 23 persen, PDIP 19,6 persen, Demokrat 10,7 persen, PKS 6,9 persen, NasDem 4,8 persen, PPP 3 persen, Hanura 2,7 persen, PAN 2,2 persen, dan PKB 2 persen. Partai-partai lain di luar itu mendapat angka dibawah 1 persen. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Tak Netral Semakin Vulgar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler